Banjar, (harapanrakyat.com),- Jika pasien rumah sakit merasa dilecehkan oleh kata-kata seorang dokter, ini baru berita. Soalnya kasus ini heboh ke mana-mana, cerita ini merupakan ‘mimpi buruk seorang dokter’. Adanya surat pengaduan dari suami-istri Hendro Sutikno dan Yeni Sri Lestari, 26 September yang lalu, mengenai pelayan dari dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK., di Rumah Sakit Umum Banjar.
Perasaan setiap pasien adalah orang sakit, tentu dengan harapan ingin mendapatkan pelayanan dengan baik. Orang sakit manja biasa, dokter pun melayani orang sakit juga biasa. Di satu sisi orang yang berobat ingin segera sakit bisa sembuh, tapi seorang dokter atau para medis sudah terbiasa menghadapi orang sakit. Bila dokter dan para medis tidak tenang menghadapi pasien, apa yang terjadi?
Dapat kita bayangkan bila dokter dan para medis gugup dan tegang manakala menangani pasien. Pasien dan keluarganya selalu ingin segera mendapatkan pelayanan dari dokter, sedangkan pasien di rumah sakit umum seperti di kota Banjar luar biasa banyaknya. Pasien tidak hanya warga Kota Banjar, tapi dari daerah tetangga pun merujuk pasiennya ke Rumah sakit umum Banjar. Bisa kita perhatikan setiap hari.
Untuk mengantisipasi masalah yang dituduhkan kepada dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK.,dua hari setelah adanya pengaduan dari pasien karena merasa dilecehkan oleh kata-kata alisan ucapan dari sang dokter. Direktur Rumah Sakit Umum Banjar dr. H. Herman, M.Kes, melayangkan surat ke Ketua Komite Medik RSUD Kota Banjar. Isinya untuk dikaji dan tindak lanjuti sesuai dengan kode etik kedokteran yang berlaku.
Pelecehan kata-kata oleh dr. Bowo Wahyudi, kepada pasien Yeni Sri Lestari tentu saja suaminya Hendro Sutikno tersinggung dengan ucapan dokter Bowo. “Ibu harus pakai otak dan gunakan otak ibu, walau dengan resep apa pun kalau akal ibu gak dipakai yang gak bakalan sembuh,” Itu hasil konsultasi dengan dr. Bowo di Poliklinik Bagian Kulit dan Kelamin RS Umum Banjar.
Kesimpulan dari Komite Medik RSUD Kota Banjar, disampaikan kepada Direktur RSUD Banjar. Berdasarkan hasil pertemuan antara Komite Medik, Sub Komite Etik Kedokteran dan dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK. dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahpahaman antara dokter dengan pasiennya, dan dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK meminta untuk dipertemukan kembali dengan pasiennya.
Bila ada kesalahpahaman, solusinya adalah bertemu untuk berdialog hadapi dengan tidak emosional agar membuahkan hasil penyelesaian yang baik, tidak berbuntut panjang yang bisa dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang membikin kisruh Rumah Sakit Umum Banjar dan pembunuhan karakter dokter yang tersangkut. Lebih jauhnya bisa membikin keadaan merembet ke mana-mana.
Anekdot mengatakan, watuk (batuk) bisa disembuhkan dengan obat, tapi watak dengan obat sekali pun oleh dokter tidak akan sembuh. Kecuali watak dapat berubah oleh perubahan diri sendiri dengan intropeksi diri meninggalkan kejelekan dengan ikhlas. (bh)