Senin, Mei 26, 2025
BerandaBerita TerbaruKiprah Orang Kiri dalam Kemerdekaan Indonesia yang Terlupakan

Kiprah Orang Kiri dalam Kemerdekaan Indonesia yang Terlupakan

Orang Kiri merupakan istilah untuk menyebut kelompok sosial yang memperjuangkan ideologi komunis. Dalam perjalanan sejarah Indonesia, kelompok orang kiri sering disudutkan dalam konotasi yang buruk. Padahal kiprah orang kiri dalam kemerdekaan Indonestidak main-main.

Konon orang-orang kiri lah yang pertama kali memperkenalkan bangsa ini dengan pergerakan anti kolonial. Mereka memantik perlawanan tersebut menggunakan semangat “persamaan nasib” yang sama yakni, “sama-sama sebagai bangsa yang terjajah”.

Namun pasca peristiwa G30S 1965 hingga terbitnya penguasa Orde Baru di awal tahun 1966, orang-orang kiri dicabut dari tulisan-tulisan bernada positif dalam sejarah Indonesia.

Banyak diantara pahlawan bangsa yang saat itu ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dihilangkan namanya dalam Sejarah, hanya karena ia orang kiri. Karena dia komunis.

Baca Juga: Sentimen Anti Barat Tahun 1960 dan Karakter Soekarno yang Kontradiksi

Sebut saja Wikana misalnya. Namanya yang sering muncul dalam peristiwa Rengasdengklok ini sengaja divisualkan sejarah sebagai “penculik”.

Sementara dalam stigma bangsa kita dari dulu hingga saat ini, konotasi penculik identik dengan “orang jahat”. Orang-orang kiri selalu dihakimi sebagai orang jahat yang patut dihilangkan dalam sejarah.

Lalu apa saja kiprah orang kiri dalam kemerdekaan Indonesia?

Mengutip artikel dari situs penerbit Berdikari Book berjudul, “Jangan Remehkan Sumbangsih Kiri dalam Melahirkan Indonesia”, konon kehadiran orang kiri di Indonesia telah menciptakan semangat persatuan bernama Nasionalisme Kebangsaan.

Kiprah orang kiri dalam kemerdekaan Indonesia
Amir Syarifuddin bagian dari pemuda kiri yang saat itu bergerak di jalur non-kooperatif melawan Jepang. Foto: Ist/Net

Mereka (orang kiri) adalah kelompok sosial pertama di Indonesia yang mendirikan semangat nasionalisme. Gagasan kiri tentang kesetaraan melatarbelakangi lahirnya semangat nasionalisme di kalangan pemuda-pemudi Indonesia.

Namun tak banyak orang yang tahu akan hal ini. Eksistensi orang kiri tercerabut dalam sejarah Indonesia. Mereka “dihilangkan” dalam deskripsi kebaikan. Orde Baru adalah penguasa yang membuat stigma orang kiri menjadi buruk.

Padahal jika ditelusuri lebih dalam, orang kiri pada zaman kemerdekaan punya sumbangsih dan kiprah yang penting.

Baca Juga: Sejarah Rumah Rengasdengklok, Saksi Bisu Penculikan Soekarno-Hatta

Sependek pengetahuan penulis orang-orang kiri adalah kelompok sosial pertama yang menciptakan revolusi di zaman kolonial. Pemikiran-pemikiran komunis telah melahirkan sejumlah tokoh penting di Jawa (misalnya) yang berani melawan Belanda.

Dari sinilah perjuangan bangsa kita dimulai. Mereka jadi berani mengekspresikan pendapat, lebih jauh dari itu bangsa kita mulai sadar dengan sistem penjajahan. Hal ini yang kemudian ditakuti Belanda, mereka khawatir orang-orang kiri bisa menciptakan perubahan.

Menciptakan Figur Ratu Adil

Selain melahirkan semangat persatuan sebagai bangsa yang tertindas, orang-orang kiri di zaman kolonial adalah kelompok sosial yang turut menciptakan figur Ratu Adil.

Ratu Adil tercipta dari ide kesetaraan manusia yang saat itu dipegang teguh oleh keyakinan orang kiri.

Pemuda kiri sedang memeriksa persenjataan pejuang revolusi tahun 1945. Foto: Ist/Net

Konsep hidup setara membuat kelompok sosial berideologi komunis, melahirkan mitos Ratu Adil sebagai tokoh di masa depan yang bisa mengabulkan segala harapan.

Pada era revolusi misalnya, mereka (orang kiri) membantu keyakinan massa untuk mempercayai keajaiban Ratu Adil. Tanpa disadari mereka juga mendukung tokoh-tokoh nasional agar dipercaya oleh bangsa kita saat itu sebagai Ratu Adil.

Baca Juga: Frans S Mendur, Fotografer Proklamasi Kemerdekaan yang Terlupakan

Bung Karno dan Bung Hatta adalah sosok yang dianggap sebagai Ratu Adil oleh bangsa Indonesia. Karena kiprahnya memperjuangkan kemerdekaan, dua tokoh yang kerap disebut sang Dwitunggal ini membuat rakyat percaya jika konsep mesias (sang juru selamat) itu nyata.

Konon dari mitologi mesianis yang dibuat oleh orang-orang kiri seperti inilah, membuat bangsa kita tak mudah menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaannya.

Kesabaran menunggu Ratu Adil terbayar lunas ketika teks proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan Putera Sang Fajar hingga ke seluruh penjuru Indonesia.

Menempuh Kemerdekaan Melalui Jalur Non-Kooperatif

Orang kiri pernah menempuh kemerdekaan melalui jalur non-kooperatif. Mereka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di zaman Jepang dengan penuh resiko. Salah langkah dan arah sedikit saja, kematian bisa menghampirinya secepat kilat.

Sebelum Indonesia merdeka tahun 1945, kelompok kiri menempuh perjuangan di bawah tanah untuk memperoleh informasi tentang kekalahan Jepang oleh Sekutu.

Pekerjaan menguntit demikian sangatlah berisiko, apalagi tentara Jepang terkenal orang bersumbu pendek. Siapapun yang berani melacak rahasia mereka, bisa jadi orang itu akan mati dalam keadaan yang tragis.

Kendati begitu orang kiri tidak menghiraukan risiko tersebut. Mereka tetap teguh pada semangatnya untuk mengorek borok Jepang supaya cepat hengkang dari ibu pertiwi.

Karena pekerjaan yang penuh risiko inilah, orang-orang kiri yang berada di sekitar kemerdekaan terlalu ceroboh dalam mengambil keputusan. Mereka pernah menculik Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok sebelum akhirnya proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

ASN baru Ciamis

Bupati Ciamis Tantang ASN Baru Bentuk Tim Voli dan Sepak Bola Usai Dilantik

Harapanrakyat.com,- Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya meminta para aparatur sipil negara (ASN) baik PPPK maupun CPNS yang baru dilantik dan dikukuhkan untuk membuat dua tim...
Posisi Kunci Timnas Indonesia

Marselino Dipastikan Absen, 4 Pemain Ini Bisa Isi Posisi Kunci Timnas Indonesia Lawan China

Meski masuk daftar panggil pelatih Patrick Kluivert, Marselino Ferdinan dipastikan absen lawan China lantaran akumulasi kartu. Sejumlah nama pun diprediksi akan mengisi posisi kunci...
Longsor dan Pergerakan Tanah Terjang Tiga Lokasi di Kabupaten Tasikmalaya, Sejumlah Rumah Rusak Berat

Longsor dan Pergerakan Tanah Terjang Tiga Lokasi di Kabupaten Tasikmalaya, Sejumlah Rumah Rusak Berat

harapanrakyat.com,- Bencana tanah longsor dan pergerakan tanah terjadi di tiga lokasi berbeda di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (25/5/2025). Hujan deras yang...
Banjir di Paledah dan Maruyungsari Pangandaran

Solusi Banjir di Paledah dan Maruyungsari, Ini Kata Anggota DPRD Pangandaran

harapanrakyat.com,- Sudah puluhan tahun banjir kerap menggenangi lahan pesawahan seluas 900 hektar di wilayah Desa Paledah dan Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat....
Kabar Duka, Ayah Kristina Meninggal Dunia di Usia 85 Tahun

Kabar Duka, Ayah Kristina Meninggal Dunia di Usia 85 Tahun

Ayah Kristina meninggal dunia jadi kabar duka di jelang akhir Mei 2025 ini. Kristina itu sendiri merupakan pedangdut senior di Tanah Air. Kiprah sang...
Pemain Kunci Timnas China

Angin Segar untuk Timnas Indonesia, Tiga Pemain Kunci Timnas China Dipastikan Absen

Menjelang laga kontra China pada Matchday kesembilan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, tiga pemain kunci Timnas China dipastikan absen. Kabar tersebut...