(Bisakah Kabupaten Ciamis & Kota Banjar Seperti Surabaya)
Catatan redaksi :
Penghujung Oktober lalu, HR mencoba mengunjungi Kota Surabaya yang gencar membangun taman dan memperbaiki lingkungan hidup. Mendapat penghargaan kota dengan tata lingkungan terbaik se-Asia Tenggara. Pekan lalu, Bappeda Kota Banjar, juga bertandang ke kota pahlawan itu, kami juga mendapat informasi sangat menarik dari kunjungan Bappeda Kota Banjar, yang dipimpin H. Agus Nugraha S.Sos.,M.Si, Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kota Banjar, dan data lengkap Selayang Pandang Kota Surabaya diperoleh dari Suyitno ST, dan Ery K Wardana, ST., staf Bappeda Kota Banjar. Informasi digabung dengan data yang diperoleh HR diedit oleh wartawan Adi Karyanto & Maria Maharina mungkin bisa bermanfaat untuk Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Ikuti laporannya.
***
Bila kita mendengar syair lagu Rek Ayo Rek, adalah lagu daerah Jawa Timur.
Rek ayo rek melaku nang tunjungan, Re kayo rek rame-rame bebarengan. Mangan tahu jadhi campur nganggo timun. Malam minggu gak apik dibawa nglamun. Ngalor ngidul tok numpak motor . Masih untung nyengga nyenggol ati lega. Sapangerti awak lagi mujur. Kenal anak esing dodol rujak cingur. Ja dhipikir ko padha gak duwe sangu. Ja dhipikir angger padha gelem melu aku. Cah ayo cah sapa gelem melu aku. cah ayo cah golek kenal cah ayu.
Surabaya berkembang menjadi trading and services city. Kota dagang dan jasa mengandalkan setidaknya dua hal sekaligus, yakni infrastruktur yang memadai dan kenyamanan yang memuaskan. Soal infrastruktur boleh dibilang Surabaya punya kesiapan yang signifikan menjadi kota metropolitan, bahkan cosmopolitan. Sementara soal kenyamanan agar warga kota yang tinggal dan wisatawan yang mampir di kota Surabaya kerasan, kota ini tidak bisa tidak harus aman, indah dan bersih.
Kota Surabaya kini berpenduduk tiga juta jiwa, 37 Kecamatan dan 161 Kelurahan. Sejak Adipura diadakan lagi pada 2005, Surabaya tercatat sudah dua kali meraih penghargaan dari pemerintah pusat. Pada perayaan HUT ke 714 lalu, Kota Surabaya kembali menyabet piala yang menjadi lambang supermasi kebersihan dan lingkungan hidup untuk kategori kota metropolitan. Penghargaan bergengsi ini diraih kota Surabaya adalah kedua terbesar setelah DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Tri Rismaharini (49), dilantik sebagai Wali Kota perempuan pertama Surabaya, September tahun lalu. Lima tahun sebelumnya, Tri Rismaharini ini menjabat Kepala Dinas Pertamanan, dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya. Sebutlah taman Bungkul, warga pasti masih ingat masa lalu petak tanah seluas setengah lapangan bola itu kumuh dan gelap.
Risma begitu dipanggil namanya, lulusan arsitektur ITS (Insitut Teknologi Surabaya) menyulap menjadi ruang terbuka hijau tempat nongkrong warga, lengkap dengan jaringan internet, arena bermain anak serta ketangkasan sepeda. Makam Mbah Bungkul, ulama yang diyakini menyebarkan agama Islam di Jawa Timur bersama Sunan Ampel tetap dirawat. Semuanya bisa dinikmati pengunjung tanpa bayar.
Polisi pun ikut memanfaatkan taman di jalan Darmo itu untuk sosialisasi lalu-lintas, seperti membagikan helm gratis dan pembuatan surat izin mengemudi (SIM). Di sudut jalan Bliton, ada taman Lansia. Dulu lahan 2000 meter persegi ini dipakai untuk pompa bensin. Kini menyembur air mancur yang dikelilingi bunga dengan perpaduan hijau dan merah. Dinamakan lansia itu atau lanjut usia karena taman ini memiliki lintasan beton untuk memudahkan jalan kursi roda. Dan banyak dibangun seabrek taman di Kota Surabaya, tidak gersang lagi. Bahkan berbagai kota dan kabupaten di negeri ini banyak yang studi banding ke kota pahlawan tersebut, tidak terlewat kota Bandung juga belajar dari Surabaya sekarang mah.
Sparkling (Gemerlap) Surabaya, membangun Kota Surabaya sebagai kota metropolis pada beberapa tahun terakhir cukup signifikan. Berbagai sarana dan prasarana terus dikembangkan menjelang akhir 2009 dan memasuki tahun 2010. Pemerintah kota Surabaya memfokuskan frontage road (bagian depan) dan road café.
Sebuah rencana pembangunan yang selama ini ditunggu-tunggu, pembangunan ini terkonsep dengan baik, karena pembangunan ini bukan saja frestisius tetapi pembangunan ini memberi pemecahan problem yang selama ini dihadapi kota besar seperti Surabaya.
Pembangunan frontage road sebagai sebuah solusi kemacetan lalu lintas, sementara itu, pembangunan box culvert (kotak gorong-gorong) mencoba untuk memberikan solusi drenace sebuah kota yang bagus. Sehingga kedepannya, persoalan banjir tidak lagi menjadi problem.
Dalam bidang pendidikan, Pemerintah Kota Surabaya memberi perhatian cukup besar tidak saja dalam anggaran pendidikan. Sehingga kedepan tercipta sumberdaya manusia yang bisa diandalkan, salah satunya menempatkan Surabaya sebagai kota Fokasi, yaitu sebuah kota yang secara serius memperhatikan pendidikan kejuruan untuk menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang siap pakai.
Melalui perencanaan yang matang, problem ketenagakerjaan dan jumlah pengangguran yang selalu mewarnai setiap kota besar, dapat diatasi dan jumlah pengangguran di Surabaya dapat ditekan. Surabaya membangun seluruh aspek kehidupan termasuk dalam bidang olah raga.
Untuk mewujudkan ini, pemerintah kota telah membangun Surabaya sport Center bertaraf internasional, yang diberi nama Stadion Bung Tomo. Stadion ini dibangun juga dengan stadion berstandar Internasional.
Untuk menunjang dinamika ekonomi, sektor pariwisata juga menjadi perhatian, wisatawan yang mengunjungi Surabaya, seperti mengunjungi wisata kota, karena dimana saja di Surabaya dapat merasakan kenyamanan. Apalagi ditunjang sarana dan prasarana hiburan dan tempat wisata kota yang memadai.
Bagi masyarakat luar kota, Surabaya merupakan surga kuliner, selain aneka ragam masakan dan jajanan. Wisatawan yang berkunjung ke Surabaya dapat menikmati hidangan yang relatif murah, bagi wisatawan yang ingin berlama-lama di Surabaya semua sudah tersedia. Hal ini ditunjang sarana dan prasarana udara, laut, dan darat dengan layanan transportasi yang baik.
Jembatan Suramadu meningkatkan sektor perekonomian di Jawa Timur. Dan kota ini punya peranan penting di Indonesia di segala sektor termasuk sektor keamanan.
Pada Oktober kota yang luasnya 33 ribu hektar ini telah dikujungi serombongan tamu, Wali Kota Se-Asia-Fasifik yang tertarik dengan partisipasi warga dalam kebersihan lingkungan. Yang konon cerita kota Surabaya menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2010 mencapai satu triliun rupiah. Woooow.***