Jumat, Mei 9, 2025
BerandaBerita JabarDua Isu Negatif Ini Bisa Rontokkan Elektabilitas di Pilwakot Bogor, Kandidat Diminta...

Dua Isu Negatif Ini Bisa Rontokkan Elektabilitas di Pilwakot Bogor, Kandidat Diminta Klarifikasi

harapanrakyat.com,- Kandidat Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Bogor diminta hati-hati terhadap dua isu negatif yang bisa merontokkan elektabilitas. Dua isu tersebut adalah poligami dan LGBT atau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.

Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS), Arman Salam mengatakan, sejumlah isu negatif mulai dialamatkan kepada para Calon Wali Kota (Cawalkot) Bogor.

Bahkan sejumlah media online ramai membahas Cawalkot yang terindikasi poligami dan Poligami.

“Meskipun sampai saat ini belum jelas siapa kandidatnya yang terindikasi LGBT dan Poligami,” ujar Arman dalam press rilis yang diterima harapanrakyat.com, Rabu (3/7/2024). 

Sebelumnya, peneliti LSI Denny JA, M. Khotib juga pernah membeberkan temuan data yang hampir sama.

Dalam survei tersebut, hampir di seluruh daerah di Indonesia menolak kandidat yang poligami. Bahkan angkanya merupakan mayoritas mulai 50 persen hingga 75 persen.

“Jika poligami yang secara agama dibolehkan saja ternyata ditolak, apalagi LGBT yang jelas secara agama dilarang,” kata Arman.

Baca Juga: KPU Revisi Aturan Pilkada Serentak 2024: Usia Minimal Calon Gubernur Kini 30 Tahun, Wakil 25 Tahun

Sama halnya dengan survei LSI, survei yang dilakukan lembaga IPS juga hasilnya sama. Dalam survei IPS, 70% responden menolak LGBT.

“Ini berarti siapa saja kandidat yang terindikasi LGBT harus siap-siap untuk rontok elektabilitasnya,” tegasnya.

Saran Peneliti IPS Terkait Dua Isu Negatif di Pilwakot Bogor

Arman pun menyarankan Cawalkot yang diserang dengan dua isu negatif tersebut sebaiknya segera menyampaikan penjelasan kepada publik. Apalagi jika para kandidat ini tidak merasa terlibat dua isu negatif tersebut. 

“Tinggal sampaikan saja kepada masyarakat sebagai calon pemilih untuk memberi penjelasan, klarifikasi atau bahkan bantahan,” katanya.

Menurut Arman, lebih baik memberi penjelasan dan klarifikasi di awal daripada publik tahu dengan sendirinya.

“Sebab, jika mayoritas publik tahu ada kandidat yang tidak jujur terkait dua isu tersebut, sudah pasti mereka akan menghukumnya dengan tidak memilihnya. Ini yang akan menjadi awal kerontokan elektabilitas kandidat tersebut,” kata Arman.

Meskipun, lanjut Arman, dalam teori negatif campaign, kuncinya seberapa orang tahu dan seberapa orang percaya. Misalnya,bisa saja ada kandidat yang poligami, tapi tak banyak orang yang tahu, hal ini tentu tidak akan berpengaruh pada elektabilitas.

Hal yang sama juga terjadi pada isu LGBT. Menurut Arman, jika memang ada Cawalkot yang diisukan LGBT, namun hanya 5% warga Kota Bogor yang tahu, ini pun tidak akan terlalu berpengaruh.

“Bisa juga misalnya mayoritas publik tahu, tapi mayoritas juga tak percaya, otomatis tak berpengaruh juga,” katanya.

Meskipun demikian, Arman menegaskan, kandidat yang hendak bertarung di Kota Bogor sebaiknya terbuka kepada publik demi transparansi.

Baca Juga: Gerindra Yakin Kaesang Pangarep Bisa Menang Mudah di Pilkada Jateng

“Jangan sampai elektabilitas sudah bagus, tapi di ujung rontok karena kandidatnya tidak jujur. Jadi baiknya terbuka aja, siapa kandidat yang beristri lebih dari satu atau siapa yang terkait LGBT. Setelah itu biarkan publik yang menilai,” pungkasnya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Gubernur Jabar Beri Hadiah Seekor Kuda kepada Siswa di Barak Pembinaan Kodim 0610 Sumedang, Ini Alasannya!

Gubernur Jabar Beri Hadiah Seekor Kuda kepada Siswa di Barak Pembinaan Kodim 0610 Sumedang, Ini Alasannya!

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan memberikan seekor kuda kepada salah seorang siswa yang tengah menjalani pembinaan di barak militer Kodim 0610 Sumedang...
Program Pembinaan Karakter di Sumedang Beri Solusi bagi Remaja Bermasalah

Program Pembinaan Karakter di Sumedang Beri Solusi bagi Remaja Bermasalah

harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, mengunjungi kegiatan program pembinaan karakter dan wawasan kebangsaan untuk anak remaja. Program tersebut berpusat di Kodim 0610 Sumedang,...
Penghancuran Tugu Batas Desa di Tasikmalaya Ini Jadi Sorotan, Pemdes Sukaraharja Sebut Tanpa Ada Musyawarah

Penghancuran Tugu Batas Desa di Tasikmalaya Ini Jadi Sorotan, Pemdes Sukaraharja Sebut Tanpa Ada Musyawarah

harapanrakyat.com,- Pemdes Sukaraharja, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya menyayangkan penghancuran tugu batas dengan Desa Jatihurip yang diduga oleh pengembang PT UMI. Bahkan sebelum penghancuran tersebut...
Laga Kualifikasi Piala Dunia

Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia, Media Asing Sentil Timnas Indonesia Mengandalkan Naturalisasi

Timnas Indonesia mendapat kritikan pedas dari media asing karena gencarnya naturalisasi belakangan ini untuk bisa membela Tim Merah Putih. Sindiran tersebut mencuat menjelang laga...
KPAID Jabar Soroti Kasus Asusila Anak di Bawah Umur oleh Pria di Ciamis

KPAID Jabar Soroti Kasus Asusila Anak di Bawah Umur oleh Pria di Ciamis: Konsen Pemulihan Kondisi Korban

harapanrakyat.com,- Ketua Forum Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Jawa Barat, Anto Rianto, mengaku prihatin dengan peristiwa yang terjadi yaitu kasus tindakan asusila terhadap...
Motif Dendam ke Kades, Preman Kampung di Garut Malah Bacok Ustad yang Lagi Sholat, Polisi Ancam Tersangka 10 Tahun Penjara

Motif Dendam ke Kades, Preman Kampung di Garut Malah Bacok Ustad yang Lagi Sholat, Polisi Ancam Tersangka 10 Tahun Penjara

harapanrakyat.com,- Preman kampung yang membacok ustadz dan merusak rumah Kepala Desa Karang Agung, Kecamatan Singajaya, Garut akhirnya menjadi tersangka. Ternyata pelaku mengaku aksinya itu...