Minggu, Mei 4, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Muawiyah bin Abu Sufyan Masa Khalifah Bani Umayyah

Kisah Muawiyah bin Abu Sufyan Masa Khalifah Bani Umayyah

Muawiyah bin Abu Sufyan merupakan khalifah yang menggantikan Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam setelah beliau meninggal. Kisah Muawiyah bin Abu Sufyan mulai saat beliau menjadi pemegang kekuasaan politik Islam pada dinasti Umayyah cukup menarik.

Beliau menjabat setelah masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, Al Khulafa Al Rasyidin berakhir. Kepemimpinan Muawiyah membawa perubahan yang cukup besar pada sistem politik Islam di masa itu. Ia yang mengubah sistem politik demokrasi partisipatif dan menerapkan sistem pemerintahan tertutup yang lebih otoriter.

Baca Juga: Kisah Abbad bin Bisyr, Pahlawan Gagah Berani Islam

Khalifah yang memiliki julukan Abu Abdurrahman ini dulunya pernah menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Abu Sufyan bin Harb dan Hindun binti Utbah selaku orang tua Muawiyah merupakan tokoh Quraisy yang menentang dakwah Nabi Muhammad.

Abu Abdurrahman menyatakan bahwa ia memeluk Islam sejak sebelum terjadinya Fathu Makkah. Ia memilih merahasiakan keislamannya karena situasi yang terjadi di masa itu. Kisahnya terus berlanjut dan ia memiliki banyak pencapaian dalam perjalanannya sebagai pemimpin Bani Umayyah.

Kisah Muawiyah bin Abu Sufyan Khalifah Pertama Setelah Khulafaur Rasyidin

Bani Umayyah merupakan kekhalifahan Islam pertama setelah Khulafaur Rasyidin. Muawiyah I membuktikan dirinya adalah pemimpin yang cakap. Ia bahkan berhasil membuat pencapaian pada masa kepemimpinannya dan membuat Bani Umayyah terus berkembang.

Pendiri Dinasti Bani Umayyah

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, khalifah menjadi tampuk kekuasaan Islam. Khalifah pertama tersebut adalah Abu Bakar As Shiddiq, setelah masanya habis berganti menjadi Umar bin Khattab. Pada masa inilah Yazid, saudara Muawiyah menjadi Gubernur Suriah.

Beberapa waktu setelah itu, pada saat pemerintahan Utsman bin Affan, Muawiyah menggantikan tugas saudaranya. Muawiyah merasa penerapan kebijakan kurang memuaskan dan menyebabkan timbulnya perselisihan.

Pada kisah Muawiyah bin Abu Sufyan, Ali bin Abi Thalib mengambil langkah damai. Namun, kaum Khawarij yang tercipta dari peristiwa ini merasa tidak dapat menerimanya.

Pada akhirnya Ali bin Abi Thalib terbunuh, sementara Muawiyah menggantikan kekhalifahannya. Muawiyah berperan dalam memindahkan ibu kota dari Madinah ke kota Damaskus dalam wilayah Suriah. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasaan Islam.

Perjalanan Hidup Muawiyah

Kisah Muawiyah bin Abu Sufyan bermula saat ia lahir sekitar empat tahun sebelum Rasulullah memulai dakwah di Makkah. Pada masa hidup Rasulullah, ia menjadi salah satu pencatat wahyu dari rekomendasi Malaikat Jibril.

Saat usianya kurang dari 30 tahun, pemilik julukan Abu Abdurrahman tersebut menjalankan profesinya sebagai penulis. Setidaknya, Muawiyah telah meriwayatkan dan menulis sekitar 163 hadits. Ia juga memiliki peran penting dalam perang dan penaklukan wilayah, seperti Suriah, Mesir, dan Palestina.

Baca Juga: Kisah Tsumamah bin Utsal, Musuh Menjadi Kawan

Setelah masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib wafat, putranya Hasan bin Ali pada awalnya diangkat menjadi khalifah. Namun, ia mengundurkan diri dan Muawiyah mengambil alih jabatan khalifah. Pada masa ini dapat kita kenal sebagai tahun Amul Jama’ah dalam sejarah Islam.

Meskipun Muawiyah harus menghadapi beberapa tudingan negatif, sahabat-sahabatnya tetap menghormatinya. Selain itu, ia juga berperan penting dalam sejarah Islam dengan kemampuan diplomasinya hingga ia membangun Daulah Umayyah.

Pada masa pemerintahannya, ia berhasil menjadi salah satu yang dapat menyatukan wilayah dan mengangkat nama Islam. Selain itu, pada kisah Muawiyah bin Abu Sufyan mampu menghadapi ancaman Byzantium dengan kekuatan militer. Setelah memimpin sebagai gubernur dan khalifah selama beberapa tahun, ia wafat pada tahun 60 Hijriah berusia 78 tahun.

Menggantikan Sistem Khilafah menjadi Sistem Monarki

Muawiyah menjabat kepemimpinan dari tahun 661 hingga 680, dalam masa pemerintahannya ia banyak mengeluarkan kebijakan. Salah satu kebijakan yang ia tetapkan dan menjadi kontroversial adalah pergantian sistem dari khilafah menjadi sistem dinasti.

Muawiyah mengganti sistem pengangkatan yang awalnya sistem pemilihan menjadi dinasti. Sistem pemerintahan yang ia terapkan ini menimbulkan kontroversi karena melanggar perjanjiannya dengan Hasan bin Ali.

Hasan menyatakan, pemilihan atau pengangkatan khalifah harus diserahkan kembali kepadanya dan musyawarah umat Muslim. Namun, Muawiyah justru menobatkan putranya sebagai putra mahkota yang akan menggantikannya.

Baca Juga: Adi bin Hatim ath Thai, Membenci Islam dan Akhirnya Bersyahadat

Setelah Muawiyah wafat pada tahun 680, Yazid bin Muawiyah menjadi khalifah Bani Umayyah kedua. Demikianlah kisah Muawiyah bin Abu Sufyan pada masa kepemimpinannya sebagai khalifah Bani Umayyah. (R10/HR-Online)

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Hujan meteor adalah salah satu fenomena astronomi memukau dan layak menjadi momen istimewa yang dinantikan semua orang. Salah satu fenomena yang bakal hadir sebentar...
Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

harapanrakyat.com,- Ribuan warga kompak mengikuti kegiatan jalan santai Sumedang Sehat. Jalan santai kolaborasi dengan komunitas "Sumedang Walkers" ini, mulai dari kawasan Lapangan Pusat Pemerintahan...
Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran, Jawa Barat, Citra Pitriyami, memiliki pendekatan tersendiri untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bukan mengirim ke barak militer atau TNI, namun pihaknya...
Duta Besar Belanda

Duta Besar Belanda Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

Dukungan untuk Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 tak hanya datang dari masyarakat Indonesia saja, tapi juga dari Duta Besar Belanda, Marc Gerritsen....
Pedagang Pasar Subuh Ciamis Keluhkan Kondisi Jalan dan Trotoar yang Rusak, Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan

Pedagang Pasar Subuh Ciamis Keluhkan Kondisi Jalan dan Trotoar yang Rusak, Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan

harapanrakyat.com,- Sejumlah pedagang Pasar Manis Ciamis Blok Pasar Subuh, mengeluh kondisi jalan yang rusak dan berlubang. Kerusakan jalan maupun trotoar di Pasar Manis Ciamis,...
Bupati Sumedang

Dukung Pembinaan Siswa Nakal di Barak Militer, Bupati Sumedang: Solusi Solutif dari Gubernur Jabar

harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mengarahkan siswa bermasalah atau nakal untuk mendapatkan pembinaan...