Berita Banjar, (harapanrakyat.com),– Terkait lambannya perbaikan atas jebolnya asbes atap Pasar Muktisari, Kecamatan Langensari, juga menjadi keprihatinan DPRD Kota Banjar. Untuk itu, tanpa menunggu pihak pengembang, DPRD mendesak agar Pemkot Banjar segera melakukan kerusakan tersebut.
“Saat kami memantau langsung ke lokasi Pasar Muktisari pasca kejadian, yaitu sepulang sidak revitalisasi Pasar Langkaplancar, Kelurahan Bojongkantong, hari Kamis, 15 Oktober 2015, meminta pada Disperindagkop dan UPTD Pasar untuk secepatnya ditangani, dan diganti asbesnya,” kata Ketua Komisi II DPRD Kota Banjar, H. Sudarsono, saat dikonfirmasi HR, Senin (19/10/2015) lalu.
Baca juga: Pedagang Pasar Muktisari Pertanyakan Keseriusan Pemkot Banjar
Memang kerusakan itu masih menjadi tanggung jawab pihak ketiga. Tapi, jika menunggu pihak pengembang terkait akan terlalu lama. Sedangkan, perbaikan harus segera dilakukan, sehingga solusi terbaiknya pemkot yang harus cepat turun tangan memperbaikinya. Sebab, dapat membahayakan pedagang dan pembeli, dikhawatirkan saat transaksi jual beli tertimpa jatuhan asbes susulan.
Alasan perbaikan harus segera dilakukan pemkot melalui UPTD Pasar, dimana ada hak yang diterima pedagang atas pemenuhan kewajibannya membayar rutin retribusi. Lantaran, sebagian dari pendapatan retribusi jasa pasar itu harus digunakan untuk biaya operasional, serta pemeliharaan pasar.
Untuk itu, DPRD meminta pemkot serius memperhatikan hak dan kewajiban pengguna jasa pasar, agar kemungkinan terjadinya potensi konflik dapat ditekan. Mengingat peranan pasar tradisional bagi Kota Banjar cukup memberi andil terhadap penerimaan PAD.
Anggota Komisi II DPRD Kota Banjar, yang juga warga Kecamatan Langensari, Sutopo, mengatakan, bila pengembang tak sanggup untuk memperbaiki, terpaksa pemkot yang harus melakukannya.
“Jika pengembang tak sanggup memperbaiki, berarti telah mengabaikan kewajibannya. Jadi bongkar saja oleh pemkot untuk perbaikannya. Bahkan kedepan lebih leluasa atau menjadi keuntungan pemkot melakukan revitalisasi Pasar Muktisari,” tegasnya.
Menurut Sutopo, dinas terkait sudah beberapa kali berkoordinasi dan menghubungi pengembang, yakni PT. Manuk Prima Perkasa, tapi selalu sulit. Bahkan, jarang mau diajak duduk bersama. (Nanks/Koran-HR)