harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, menyindir pihak-pihak yang menentang program pendidikan di barak militer. Ia merasa heran dengan penolakan yang muncul, terutama terkait anggapan bahwa program tersebut bisa melanggar hak anak.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut, program pendidikan yang melibatkan TNI di barak militer bagi anak-anak nakal di Jawa Barat bisa melanggar hak anak.
Menanggapi hal itu, melalui unggahan akun TikTok @dedimulyadiofficial, Dedi Mulyadi menyoroti kebiasaan anak muda yang sering menggunakan motor dengan knalpot bising. Hal itu, kata Dedi, sering menimbulkan keresahan di jalanan.
Menurutnya, kebiasaan ini tidak hanya mengganggu ketenangan publik, tetapi juga bisa membentuk sikap negatif. Seperti sifat arogan dan ketidakpedulian terhadap orang lain.
“Ketika mereka nyaman di jalan, anak-anak pakai motor kemudian knalpotnya brong, mereka bergerombol. Konektivitas melahirkan daya imajinatif yang seringkali melahirkan sifat-sifat arogan di jalanan,” ujar Dedi Mulyadi, dikutip Jum’at (09/05/2025).
Sehingga, sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeluarkan aturan larangan penggunaan kendaraan bermotor bagi siswa yang masih dibawah umur, dan penggunaan knalpot brong.
“Sehingga yang di bawah umur saya larang berkendaraan bermotornya dan penggunaan knalpot brong. Itu pun kurang mendapat respon positif ya dari orang-orang yang sangat mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,” sindirnya.
Baca Juga: Pro Kontra Pendidikan Militer, Dedi Mulyadi Minta KPAI dan Komnas HAM Kunjungi Barak
Pro Kontra Program Pendidikan di Barak Militer Ala Dedi Mulyadi
Melihat masih adanya pro kontra terkait kebijakannya, Dedi Mulyadi menekankan bahwa perubahan hanya bisa terjadi jika ada kesadaran dan tindakan nyata dari semua pihak.
Sebagai salah satu solusi konkret, ia menyarankan keterlibatan TNI dalam proses pembentukan disiplin siswa. Khususnya bagi yang terlibat kenakalan remaja, seperti program pendidikan di barak militer yang saat ini sudah mulai dijalankan.
“Yaitu dengan kegiatan yang hari ini mendisiplinkan siswa, kemudian melibatkan TNI sebagai tenaga pendidik disiplin,” jelasnya.
Lebih lanjut, terkait masih adanya kontra dengan program pendidikan di barak militer bagi anak-anak nakal di Jawa Barat, Dedi Mulyadi juga menyarankan agar semua pihak fokus pada solusi, bukan saling menyalahkan.
Baca Juga: Siap-siap! Dedi Mulyadi Bidik Orang Dewasa Ikut Program Barak Militer
“Saya aneh ketika ada tindakan ributnya luar biasa. Daripada ribut terus menerus mending kita berbagi tugas. Mana yang jadi bagian saya menyadarkan siswa, mana bagian yang lain untuk menyadarkan siswa,” pungkasnya. (Erna Ayunda/R7/HR-Online/Editor-Ndu)