Rabu, Juni 4, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Haru Sahabat Nabi yang Paling Miskin, Abu Dzar al-Ghifari RA

Kisah Haru Sahabat Nabi yang Paling Miskin, Abu Dzar al-Ghifari RA

Sahabat Nabi yang paling miskin dikenal dengan nama Abu Dzar al-Ghifari RA. Namanya dalam catatan sejarah Islam begitu harum di kalangan umat Islam. Bukan karena kekayaan atau jabatan, tetapi karena keteguhan hati, kesederhanaan hidup, dan keberanian menyuarakan kebenaran. 

Kisah hidupnya penuh dengan nilai-nilai keteladanan yang menyentuh hati. Dalam gemerlapnya dunia, Abu Dzar justru memilih hidup sederhana tanpa kemewahan sedikit pun. Ia membuktikan bahwa nilai seorang manusia tidak terukur dari harta, tetapi dari ketakwaan.

Baca Juga: Usamah bin Zaid, Pengukir Sejarah Panglima Muda

Banyak orang mungkin tak tahu, sebelum menjadi sahabat Rasulullah SAW, Abu Dzar adalah seorang perampok yang banyak orang takuti. Namun, hidayah Allah SWT menyentuh hatinya, mengubah jalan hidupnya secara total. Kisah sahabat Nabi ini menjadi pengingat bahwa siapa pun bisa berubah jika ada kemauan dan petunjuk dari Sang Pencipta.

Kisah Sahabat Nabi yang Paling Miskin

Sahabat Rasulullah SAW paling miskin ini lahir dengan nama Abu Dzar Jundub bin Junadah bin Sufyan al-Ghifari. Ia berasal dari suku Ghifar, sebuah suku yang terkenal dengan tradisi perampokan dan kekerasan. Sejak kecil, Abu Dzar telah terbiasa hidup keras, menghadapi kekejaman dunia tanpa belas kasihan. Namun siapa sangka, dari hati keras itu tersimpan cahaya keimanan yang kelak bersinar terang.

Hidayah itu datang saat ia mendengar kabar tentang Rasulullah SAW yang mengajarkan agama baru di Makkah. Rasa penasaran mendorong Abu Dzar untuk mencari kebenaran. Dalam perjalanan menuju Makkah, tekadnya tak goyah, meski ia tahu betapa beratnya tantangan yang menunggu.

Ketika bertemu dengan Rasulullah SAW, Abu Dzar langsung mengikrarkan syahadat tanpa ragu. Saat orang-orang masih takut menyatakan keislaman, ia justru dengan lantang meneriakkan keimanannya di hadapan kaum kafir Quraisy. Tak heran, ia pun menjadi sasaran siksaan. Namun, Abu Dzar tidak mundur sedikit pun.

Kezuhudan Abu Dzar al-Ghifari RA

Ketika Islam semakin berkembang, Abu Dzar al-Ghifari tetap memegang prinsip hidup sederhana. Meski termasuk sahabat Nabi yang paling miskin, hatinya tak pernah merasa kekurangan. Ia bahkan sangat hati-hati terhadap kepemilikan harta dunia. 

Dalam Tafsir Al-Qur’an Juz 20 Al-Qawiyyu Al-Amin karya Yunan Yusuf, disebutkan bahwa Abu Dzar menganggap menyimpan harta berlebih sebagai sesuatu yang dapat menjerumuskan. Ada kisah menyentuh saat Rasulullah SAW memintanya untuk membuat sop dan memperbanyak kuahnya agar bisa dibagikan ke tetangga. 

Dengan jujur Abu Dzar berkata, “Sop saya hanya air putih, sedikit garam, juga irisan bawang.” Namun Rasulullah SAW tetap mendorongnya untuk berbagi. Keikhlasan Abu Dzar membuat para tetangganya terharu. Dari sop sederhana itulah, kehangatan persaudaraan dan kepedulian tumbuh di antara sesama.

Baca Juga: Kisah Baiat Ridwan di Bawah Pohon, Bukti Kesetiaan Sahabat kepada Rasulullah

Betapa banyak di antara kita yang sering mengeluh meski sudah memiliki cukup. Sementara Abu Dzar tetap bersyukur meski hanya punya sejumput garam dan air putih. Hatinya penuh dengan ketenangan karena yakin kebahagiaan sejati bukan terletak pada harta, melainkan keberkahan dan ketentraman hati.

Dari Perampok Menjadi Pejuang Keadilan

Jauh sebelum kisah keislaman sahabat Nabi yang paling miskin ini, Abu Dzar terkenal sebagai perampok bengis. Bersama kaumnya, ia merampas kafilah dagang yang melintas. Namun, Allah SWT menggerakkan hatinya. 

Kesadaran akan kerusakan yang ditimbulkannya membuat Abu Dzar bertobat. Ia mencoba mengajak kaumnya, tetapi ditolak. Terhina dan menerima pengusiran, ia tetap tegar bersama ibu dan saudaranya. Mereka hijrah ke Najd Atas, lalu ke Makkah.

Ketegasan Abu Dzar tak pernah luntur. Setelah masuk Islam, ia terkenal sebagai sosok yang keras terhadap ketidakadilan. Ia berani menentang siapa pun, termasuk pejabat, bila melihat kemewahan yang berlebihan. Baginya, menyimpan harta berlebih saat orang lain kelaparan adalah pengkhianatan terhadap ajaran Islam.

Sahabat Nabi yang paling miskin ini menjadi bukti bahwa kemuliaan seorang hamba tidak terukur dari harta. Abu Dzar al-Ghifari RA mengajarkan makna zuhud, keberanian, dan keikhlasan. Meski hidup serba kekurangan, hatinya kaya dengan iman dan kepedulian.

Pada era penuh hiruk-pikuk materialisme ini, kisah Abu Dzar seakan menampar hati yang lalai. Ia mengajarkan bahwa berbagi tidak menunggu kaya, dan kebenaran harus tegak berdiri meski terhalang ancaman. Hingga akhir hayat, Abu Dzar tetap hidup sederhana, tanpa tumpukan harta. Namun namanya tetap harum di langit dan bumi.

Baca Juga: Zaid bin Haritsah, Sahabat Nabi yang Menemani ke Thaif

Mari belajar dari sahabat Nabi yang paling miskin ini, bahwa hidup sederhana dan hati ikhlas adalah kekayaan sejati tak lekang oleh waktu. (R10/HR-Online)

Tasikmalaya Kabupaten Santri

Ingatkan Cecep-Asep, Dedi Mulyadi: Tasikmalaya Kabupaten Santri, tapi Kemiskinan Masih Tinggi

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengingatkan pasangan Cecep Nurul Yakin dan Asep Sopari Al Ayubi yang baru saja dilantik sebagai Bupati dan Wakil...
Dua Hari Jelang Idul Adha, Sapi Limosin Milik Warga Sukawangi Sumedang Digondol Maling

Dua Hari Jelang Idul Adha, Sapi Limosin Milik Warga Sukawangi Sumedang Digondol Maling

harapanrakyat.com,- Dua hari jelang Idul Adha, kasus pencurian sapi terjadi di Dusun Sukamaju, Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (4/6/2025) sekitar...
Bupati Pangandaran Citra Pitriyami ungkap pencapaian 100 hari kerja

Bupati Pangandaran Ungkap Capaian 100 Hari Kerja: Saya Bukan Wonder Woman yang Sakti Mandraguna

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran, Hj Citra Pitriyami memaparkan capaian 100 hari kerja pertamanya menjabat sejak dilantik pada 20 Februari 2025. Fokus utamanya adalah sektor pariwisata,...
Buntut Longsor Tambang Pasir di Garut, 3 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka

Buntut Longsor Tambang Pasir di Garut, 3 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka

harapanrakyat.com,- Insiden tewasnya salah seorang penambang pasir di Blok Seureh Jawa, Kelurahan Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, berbuntut panjang. Polisi pun menetapkan tiga...
Kasus cucu bunuh nenek sendiri di Ciamis

Cucu Bunuh Nenek Sendiri di Ciamis, Sempat Gali Lantai Rumah Pakai Spatula untuk Kuburan

harapanrakyat.com,- MSA (19), seorang cucu yang nekat bunuh nenek sendiri di Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ternyata berencana mengubur jasad korban di rumahnya....
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tanggapi Jalan Rusak di Kota Banjar

Janji Dedi Mulyadi Bikin Jalan Rusak di Kota Banjar Mulus dalam 3 Tahun

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berjanji akan membuat jalan rusak di Kota Banjar mulus dalam tiga tahun. Hal itu untuk merespons sejumlah warga...