Fenomena langit selalu punya daya tarik tersendiri bagi manusia. Salah satunya adalah Strawberry Moon, sebuah istilah yang terdengar manis namun menyimpan banyak makna dan fakta menarik. Pada tahun ini, Strawberry Moon 2025 akan muncul pada 11 Juni 2025, menjadi salah satu bulan purnama paling dinantikan di kalender astronomi. Tidak hanya itu, malam tersebut akan bersihkan dengan kejutan langka berupa okultasi Antares. Sehingga menjadikannya momen istimewa bagi para pengamat langit.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Smiley Face pada 25 April 2025 di Langit Fajar
Apa Itu Fenomena Strawberry Moon 2025?
Meski terdengar seperti nama makanan penutup, Strawberry Moon bukan tentang buah stroberi maupun warna merah muda. Istilah ini berasal dari suku asli Amerika, khususnya suku Algonquin. Ya, mereka menamai bulan purnama bulan Juni berdasarkan musim panen stroberi liar di wilayah mereka.
Jadi, mengapa dinamakan Strawberry Moon? Bukan karena warnanya, tapi karena kemunculannya bertepatan dengan musim panen buah stroberi. Dalam beberapa kondisi, bulan bisa tampak kemerahan saat terbit atau terbenam akibat efek atmosfer, namun ini bukan warna permanen atau ciri khas fenomena tersebut.
Di berbagai budaya lain, bulan purnama di bulan Juni juga terkenal dengan nama lain. Seperti Rose Moon di Eropa yang merujuk pada musim mekar bunga mawar. Hal ini menandakan betapa fenomena langit sering dikaitkan erat dengan siklus alam dan budaya manusia.
Strawberry Moon, Kapan dan di Mana Bisa Melihatnya?
Strawberry Moon tahun ini akan mencapai puncaknya pada Rabu, 11 Juni 2025 pukul 03.45 EDT (sekitar pukul 14.45 WIB) nanti. Namun, waktu terbaik untuk menyaksikan keindahannya adalah pada malam sebelumnya, yaitu Selasa, 10 Juni 2025, saat Bulan mulai terbit di langit timur selepas senja.
Waktu terbit Bulan akan berbeda tergantung pada lokasi geografis Anda. Di wilayah Indonesia, seperti Jakarta atau Malang, Bulan akan mulai terlihat di langit sekitar pukul 18.00–19.00 waktu setempat, bergantung pada cuaca dan cakrawala tempat Anda mengamati.
Mengapa Bulan Purnama Juni Ini Berbeda?
Strawberry Moon 2025 bukan sekadar bulan purnama biasa. Tahun ini, fenomena tersebut menjadi bulan purnama terendah di langit untuk belahan Bumi utara. Hal ini terjadi karena posisi Bulan saat purnama selalu berseberangan dengan Matahari. Ketika titik balik matahari musim panas (summer solstice) terjadi pada 21 Juni, Matahari berada di titik tertinggi langit, sementara Bulan akan berada rendah di cakrawala malam.
Efek ini menciptakan kesan dramatis. Sebab, Bulan terlihat seolah “merayap” di sepanjang cakrawala selatan, dari tenggara ke barat daya, menjelang fajar. Dari Indonesia, pengamat bisa melihat Bulan sangat rendah di langit, memberikan nuansa unik pada malam itu.
Menariknya lagi, pada waktu tersebut, Bulan juga berada pada posisi paling jauh dari Matahari sepanjang tahun, karena Bumi akan berada mendekati titik aphelion (jarak terjauh dari Matahari) pada 3 Juli 2025.
Fenomena Langka, Okultasi Antares
Salah satu highlight dari malam Strawberry Moon 2025 adalah okultasi Antares. Ini merupakan sebuah fenomena langka di mana Bulan akan menutupi Antares, bintang terang kemerahan di rasi Scorpius.
Fenomena astronomi ini akan terjadi pada 10 Juni 2025 dan bisa kita amati dari wilayah Indonesia, Australia, Papua Nugini, dan kawasan Pasifik Selatan. Sebagai contoh:
- Di Papua Nugini, Antares akan hilang di balik Bulan sekitar pukul 19.07 waktu lokal, dan muncul kembali pada 19.35.
- Di Australia Barat (Perth), Antares akan tertutup pada 17.39 dan terlihat lagi pada 17.49, walau langit masih terang.
Baca Juga: Fenomena Horizon Glow dari Kamera Blue Ghost, Gambar Memukau
Okultasi seperti ini jarang terjadi dan menjadi kesempatan emas bagi pecinta astronomi, terutama dengan alat bantu seperti teleskop atau kamera telefoto.
Tips Menyaksikan Strawberry Moon
Agar pengalaman mengamati Strawberry Moon maksimal, berikut beberapa tips praktis:
- Cari lokasi terbuka dengan cakrawala timur dan selatan yang tidak terhalang gedung atau pepohonan.
- Minimalkan polusi cahaya, seperti lampu jalan atau cahaya kota.
- Gunakan kamera DSLR atau teleskop kecil jika ingin mengabadikan detik permukaan Bulan atau momen okultasi Antares.
- Datang lebih awal sebelum senja untuk menyiapkan peralatan dan menyesuaikan mata dengan kegelapan.
Langit Juni 2025, Tak Hanya Strawberry Moon
Juni 2025 adalah bulan yang penuh kejutan langit. Selain Strawberry Moon dan okultasi Antares, pengamat langit juga bisa menyaksikan:
- Hujan meteor Arietids (7 Juni) dan Bootids (27 Juni).
- Penampakan Venus sebagai bintang fajar sejak 1 Juni.
- Messier 13 (Hercules Cluster) dan Butterfly Cluster, gugus bintang yang bisa diamati dengan teropong.
- Lagoon Nebula dan inti Bima Sakti pada 22 Juni, pemandangan spektakuler bagi pecinta astrofotografi.
Malam Penuh Keajaiban di Langit
Strawberry Moon adalah lebih dari sekadar bulan purnama. Ia menyimpan cerita budaya, keunikan astronomi, dan pemandangan langit yang memesona. Ditambah fenomena okultasi Antares dan parade benda langit lainnya, malam 10–11 Juni 2025 akan menjadi momen langit paling magis tahun ini.
Baca Juga: Gempa di Bulan, Dampak dari Gravitasi Bumi dan Temperatur
Jangan lewatkan kesempatan langka ini. Ajak keluarga atau teman, siapkan perlengkapan, dan nikmati pesona alam semesta yang hadir begitu megah, tanpa tiket dan tanpa batas. Jadi, jangan lupa saksikan Strawberry Moon 2025, ya! (R10/HR-Online)