Situs Astana Gede Kawali, Kabupaten Ciamis. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dinas Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Disparek) Kabupaten Ciamis, kini tengah mempersiapkan ajuan untuk mengusulkan agar Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Balai Arkeologi melakukan penelitian dan rekontruksi ulang guna memastikan kebenaran penelitian Unpad dan para arkeolog terkait temuan jejak kraton sunda di Astana Gede Kawali.
“Hasil penelitian Unpad dan para arkeolog menemukan jejak lantai kraton, struktur punden berundak dan altar peribadatan masyarakat Sunda di Astana Gede Kawali. Setelah dilakukan penelitian dan kajian sejarah, kemudian Unpad menyimpulkan bahwa di Astana Gede pernah berdiri Kraton Sunda,” ujarnya, Kabid Ekonomi Kreatif Dinas Parawisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia, kepada Koran HR, pekan lalu.
Menurut Budi, peneliti Unpad dan para arkeolog tentunya tidak akan gegebah dalam menyimpulkan sebuah penelitian. Makanya, lanjut dia, temuan tersebut harus segera ditindaklanjuti oleh Balai Arkelogi dan Kementerian Parawisata untuk memastikan kebenarannya.
“Kami berharap temuan itu benar adanya. Karena jika benar di Astana Gede ada jejak Kraton Sunda, maka sebuah peluang bagi Ciamis untuk menyempurnakan tema parawisatanya sebagai daerah tujuan wisata religi dan budaya sunda,” ungkapnya.
Penelitian tentang Kraton Sunda, kata Budi, tidak hanya diteliti oleh tim Unpad saja, tetapi arkeolog dari Belanda pun ikut melakukan penelitian serupa. “Bahkan, hasil penelitian Unpad itu sudah diseminarkan di Bandung dengan menghadirkan para arkeolog Belanda dan Negara lainnya. Para arkeolog Negara lain pun penasaran, karena hingga saat ini belum ditemukan bukti sejarah yang menguatkan asal muasal peradaban sunda,” terangnya.
Sebelumnya, tim sejarah Unpad bersama para arkeolog melakukan penelitian guna mencari bukti-bukti peninggalan Kerajaan Sunda pada masa Raja Prabu Niskala Wastu Kencana pada abad ke-14, di Astana Gede Kawali, Rabu (16/09/2015) tahun lalu.
Alhasil, para peneliti ternyata menemukan struktur punden berundak dan altar peribadatan masyarakat Sunda. Menurut peneliti, altar yang ditemukan itu diprediksi salah satu peninggalan Keraton Surawisesa. Di altar yang berada di atas bukit itu dipercayai sebagai tempat meditasi para raja sunda dalam melakukan peribadatan. Selain itu, peneliti pun menemukan bebatuan yang tertata dan lokasinya tidak jauh dari batu prasasti. (Bgj/Koran-HR)