Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Berpisahnya Banjar dari Kabupaten Ciamis 13 tahun yang lalu, menuai kegelisahan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Banjar. Mereka menilai, semua kegiatan perayaan Hari Jadi Kota Banjar ke-13 pada Februari kemarin, tidak mencerminkan semangat kesadaran pemerintah dalam memahami perjuangan berdirinya Kota Banjar.
“Banyak anggaran yang terkuras untuk kegiatan perayaan Hari Jadi Kota Banjar ke-13 ini. Sayangnya, tidak ada satupun kegiatan yang memiliki substansi untuk kemajuan Kota Banjar kedepannya. Kami harap itu bisa jadi buah pikiran untuk Kota Banjar di tahun depan,” kata Wahidan, salah seorang aktivis PMII, kpeada HR, disela-sela kegiatan Refeleksi dan Evaluasi Kota Banjar ke-13, Kamis (17/03/2016), di Graha Banjar Idaman (GBI).
Baca juga: PMII: Wacana Hiburan Malam di Banjar Jangan Dikonotasikan Negatif
Wahidan berharap, kegiatan-kegiatan yang menyerap aspirasi masyarakat melalui forum ilmiah perlu dilaksanakan dalam setiap moment Hari Jadi Banjar. Jangan hanya hura-hura yang dapat mengundang kemudhorotan dalam segi anggaran, sehingga nilai substansi dari Hari Jadi tersebut sedikit.
Menanggapi hal itu, Wakil Walikota Banjar, drg. H. Darmadji Prawirasetia, M.Kes., mengaku setuju bila kegiatan semacam diskusi ilmiah dalam membahas Kota Banjar, yang dihadiri oleh semua elemen masyarakat, perlu ditumbuhkan.
“Saya kira kegiatan semacam ini perlu ditumbuhkembangkan dalam kesempatan selanjutnya, tidak hanya oleh PMII saja,” kata Darmadji.
Sementara itu, mantan Presidium Peningkatan Satus Kota Banjar, R. Bachtiar Hamara, mengungkapkan harapannya, agar Kota Banjar dapat meningkat dari segi sarana dan prasarana yang memadai.
“Dulu Banjar gelap, jalannya tidak sebagus sekarang. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak berpisah dari Kabupaten Ciamis, Kota Banjar sekarang sudah lebih baik,” terang Bachtiar.
Mantan Presidium lainnya, KH. Mu’in Abdurrohim, mengatakan, Pemkot Banjar perlu membuat sebuah buku sejarah mekarnya Kota Banjar dari Kabupaten Ciamis, agar sejarah perjuangan para Presidium serta Forum Peningkatan Status Kota Banjar (FPSKB) dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Selain itu, pelayanan terhadap masyarakat pun masih perlu ditingkatkan.
“Kita semua dalam membangun Kota Banjar perlu dilandasi dengan niat ibadah. Kurangnya gairah investor juga perlu diperhatikan demi berkembangnya Kota Banjar,” kata Mu’in.
Ketua DPRD Kota Banjar, Drs. Dadang Kalyubi, M.Si., menyambut gembira semua usulan yang muncul dari berbagai elemen masyarakat dalam forum tersebut. Namun, dia juga mengingatkan, bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh legislatif, eksekutif maupun yukidatif, harus dilandasi prosedur dan Undang Undang yang berlaku.
“Kami selaku DPRD Kota Banjar menyatakan siap menampung semua harapan dari mantan presidium maupun non presidium. Bahkan, kami berharap masukan dari masyarakat untuk menjadikan Kota Banjar ini lebih maslahat dikemudian hari,” tandas Dadang. (Muhafid/Koran-HR)