Acara pagelaran parade Band “Regae Boy”, di Aula kantor Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Minggu, (24/04/2016), mendapat sorotan negatif dari kalangan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Photo : Suherman/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Pentas parade band “Regae Boy” yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, mendapat sorotan negatif dari kalangan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Sebab, acara yang diadakan di Aula kantor Desa Kertahayu, Minggu, (24/04/2016) ini, banyak ditemukan para remaja pencinta regae tengah asyik menenggak minuman keras di dekat lokasi acara.
“Kami sangat menyayangkan dengan tingkah laku para remaja yang datang ke desa kami dengan cara yang kurang baik. Bukannya kami tidak mendukung acara tersebut, namun di sini kami hanya menyayangkan kenapa kegiatan tersebut lepas dari pantauan aparat keamanan, sehingga para remaja dengan bebas mengkonsumsi miras secara terbuka. Masyarakat juga banyak yang melihat, beberapa kelompok remaja asyik bergerumun di kebun pinggir lapang sepak bola sambil meminum miras,” terang Ketua MUI Desa Kertahayu, Nasuha, kepada HR Online.
[ Berita Terkait : Ratusan Rasta Mania Padati Aula Desa Kertahayu Ciamis ]
Kegeraman Nasuha bukan hanya itu, di saat berkumandang adzan Dzuhur pun acara masih berjalan. Semestinya, katanya, panitia harus menegaskan waktu untuk istirahat, ketika jarum jam sudah menunjukan waktu adzan.
“Apalagi lokasinya berada di aula kantor desa yang bersampingan dengan masjid Jamie. Selain itu, panitia kurang respek ketika banyak para remaja yang sengaja berkumpul di teras masjid, sehingga sangat menganggu warga yang sedang melaksanakan ibadah sholat,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Tokoh Masyarakat (Tokmas) Desa Kertahayu, Dadat. Menurutnya, pihak keamanan terkesan membiarkan para remaja untuk berbuat tidak baik.
“Kami tidak melihat adanya pengamanan dari pihak kepolisian, sehingga wajar jika ada pesta miras pada acara parade tersebut,” ucapnya.
Padahal semestinya, imbuhnya, aparat keamanan dari pihak kepolisian harus ada. Jangan hanya asal mengeluarkan ijin, namun pengamanannya tidak dilakukan.
“Kami juga menyayangkan lemahnya koordinasi pihak panitia, semestinya panitia itu harus memperketat pengawasan terhadap kelangsungan acara, apalagi acaranya berada di lokasi tempat pemerintahan yang berjejeran dengan mesjid Jamie” ujarnya.
Pantauan HR di lapangan, meski pihak panitia yang terdiri dari anggota karang taruna memberlakukan pemeriksaan barang bawaan para anggota band dan penonton, untuk menghindari adanya pesta miras, namun hal tersebut masih bisa dikecoh oleh para pencinta regae yang didominasi para kawula muda. (Suherman/R5/HR-Online)