Bintang sinetron, Dede Sunandar, pemeran utama Sinetron Super Dede. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Meski kehidupan anak telah sukses menjadi bintang sinetron, keluarga Dede Sunandar (bintang Super Dede), di Dusun Desa, Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, tetap menjalani hidupnya sebagai pekerja serabutan.
Anih (48), ibu tiri Dede Sunandar, ketika ditemui Koran HR, Senin (02/05/2016) lalu, di kediamannya, mengatakan, kesuksesan anak menjadi seorang bintang komedi dan Host yang tayang di berbagi TV menjadi kebanggan tersendiri bagi keluarga.
Meski bukan anak kandung sendiri, kata Anih, Dede diperlakukan sama seperti kedua adiknya. Menurut Anih, sewaktu Dede hanya main di Opera Van Java (OVJ), setiap libur pasti Dede pulang.
Namun setelah sibuk dengan pekerjaannya, lanjut Anih, sudah dua tahun ini Dede tak kunjung datang. Kerinduan kedua adiknya dan orangtua hanya bisa terlampiaskan melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut Anih menuturkan, Dede merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang lahir di Ciamis tahun 1990. Dede mengawali karirnya sebagai pelawak di Trans 7. Meski dua tahun tak kunjung datang perhatian terhadap adiknya yang masih duduk di bangku SDN 1 Cipaku masih tetap berjalan rutin.
“Hanya saja kerinduan untuk bisa berkumpul semakin sulit karena kesibukan. Jadi kami memakluminya,” katanya.
Anih mengaku meski anaknya telah sukses menjadi bintang, dia tetap menjalani hidup sebagai pekerja serabutan. Bahkan Jojo, ayah kandung Dede, bekerja sebagai tukang tembok.
“Saya bangga memiliki kakak seorang artis. Mudah-mudahan saja karir kakak terus melejit, sehingga nanti bisa mengajak saya menjadi bintang juga,” kata Idam Herlambang, adik kandung Dede.
Sementara itu, Lili Rohili, tokoh masyarakat setempat, mengatakan, kalau melihat sisi kehidupan keluarga Anih, jauh sebelum-sebelumnya, kondisinya sangat memprihatinkan.
“Namun, setelah salah seorang anaknya meraih sukses menjadi bintang, untuk menyambung kehidupannya terbantu meski sekarang masih harus bekerja serabutan menjadi tukang cuci atau buruh tani,” katanya. (dji/Koran-HR)