Dam Parit Bungur Dua mengalami kebocoran, rusak dimakan usia. Para petani setempat meminta secepatnya diperbaiki agar pasokan air di jaringan irigasi Sinagar normal. Photo : Eji Darsono/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dam Parit Bungur Dua di Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, mengalami kebocoran. Kebocoran yang terjadi di bawah pintu bendungan itu mengakibatkan pasokan air ke jaringan irigasi berkurang.
Para petani setempat meminta Pemerintah Kabupaten Ciamis untuk segera melakuan perbaikan. Dengan harapan, di musim kemarau nanti, tanaman pangan bisa tetap berlangsung sesuai dengan kalender tanam.
Marno, petani setempat, ketika ditemui Koran HR, Selasa (26/07/2016), mengatakan, Dam Parit Bungur Dua perlu diperbaiki secepatnya agar para petani bisa menggarap sawah sesuai kalender tanam (KATAM).
Namun, kata Marno, perbaikan harus dibarengi dengan perbaikan jaringan irigasi. Sebab perbaikan Dam Parit Bungur Dua akan sia-sia apabila sepanjang saluran irigasi tersebut masih dibiarkan rusak.
“Untuk itu, Kelompok Tani harus segera mengajukan proposal bantuan. Sebab, ada potensi kekurangan bila memasuki musim kemarau,” katanya.
Iding, petani lainnya, menambahkan, air yang bersumber dari Dam Parit Bungur Dua tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pasokan air ke areal pesawahan saja. Namun, bila memasuki musim kemarau biasa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, seperti mandi dan menyuci.
Kaur Ekbang Desa Cipaku, Iwan Kurniawan, ketika ditemui Koran HR, Selasa (26/07/2016), mengatakan, kebocoran yang terjadi pada Dam Parit Buggur Dua menyebabkan pasokan air terkuras.
“Sebab air yang tertampung menjadi berkurang. Kebocoran sudah berlangsung lama, tapi sampai saat ini belum diperbaiki. Wajar bila dam ini mengalami kerusakan, karena usianya sudah tua,” katanya.
Iwan menuturkan, Dam Parit Bungur Dua dibangun tahun 1999 dan didanai dari PDM DKE. Saat musim penghujan, air yang bersumber dari Dam Parit Bungur Dua dapat mengairi sawah dan kolam seluas lebih dari 50 herktar. Namun, bila musim kemarau kapasitas atau debit air kecil, sehingga lahan sawah maupun kolam kekeringan.
“Untuk mengantisipasi kebocoran, terpaksa diampet dengan tanah. Meski, demikian diharapkan dinas terkait secepatnya memberikan bantuan untuk perbaikan dam beserta saluran irigasinya. Tak lain agar di musim kemarau para tetap menggarap sawahnya, tidak ada lagi istilah kekeringan,” katanya. (Dji/Koran-HR)