Sebanyak 10 anak korban sodomi sedang diberi motivasi oleh Walikota Banjar, ketika mengunjunginya di salah satu rumah guru sekolahnya. Photo: Nanang Supendi/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com).-
Anggota tim koordinasi pendampingan wilayah Kecamatan Langensari, yang juga Divisi Informasi dan Dokumentasi P2TP2A Kota Banjar, Rika Setiawati, mengatakan, pendampingan terhadap korban sodomi akan mendatangkan psikolog dari luar Kota Banjar.
“Biasanya cukup dokter psikolog dari P2TP2A Kota Banjar. Namun khusus untuk kasus ini lain, perlu penangan lebih serius. Psikolog dari Maheswari akan didatangkan, tinggal nunggu MOU,” terangnya, kepada Koran HR, Selasa (06/09/2016).
Dia mengungkapkan, saat pihak kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, dua dari sepuluh korban sodomi juga ikut diperiksa. Soalnya, kalau didiamkan maka bisa membahayakan bagi perkembangan dan kehidupan si korban, dan hal itu akan berimbas pada anak-anak lainnya yang kemungkinan jadi incaran korban selanjutnya.
Sebanyak 10 anak yang menjadi korban sodomi kakek tua bernama Slutu (70), warga Dusun Sindangasih, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Banjar, melalui pembentukan tim pendampingan khusus.
Bahkan, Walikota Banjar, Dr. Hj. Ade Uu Sukaesih, S.IP., M.Si., pada Senin malam (05/09/2016), mengunjungi para korban di rumah kediaman salah satu guru sekolahnya.
“Atas kasus ini, Pemkot Banjar begitu serius menangani para korban. Ibu Walikota sendiri berkesempatan mengunjunginya untuk memberikan motivasi,” kata Kepala Desa Kujangsari, Siti Aisah, kepada Koran HR. (Nanks/R2/HR-Online)
Berita Terkait
Bejat, Kakek Tua di Banjar Diduga Sodomi 10 Bocah
Lapor Polisi, Korban Sodomi Kakek Bejat di Banjar Terus Bertambah
Pulihkan Psikologis, 10 Anak Korban Sodomi di Banjar Ditangani Tim Pendampingan Khusus
Tak Puas Sodomi 10 Anak, Kakek di Banjar Kerap Minta Carikan Mangsa Baru