Photo: Ilustrasi
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Warga Dusun Sukamaju, Desa Sukajadi, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sudah sejak lama mengeluhkan dampak pencemaran air dan udara yang terjadi akibat limbah pabrik tahu di wilayah setempat.
Selama ini, warga terpaksa menghirup udara kotor berbau limbah tahu. Selain itu, warga saat ini kesulitan mendapatkan air bersih karena air yang ada saat ini berwarna dan berbau. Mereka pun terpaksa menggunakan air isi ulang untuk kebutuhan sehari-hari.
Agus, warga RT 20 RW 06, Dusun Sukamaju, ketika ditemui Koran HR, belum lama ini, tidak menyangkal bahwa kesehatan warga di wilayah tersebut terancam akibat air dan udara sudah tercemar limbah pabrik tahu.
“Sumur yang ada di rumah kami kini berubah warna dan berbau. Kami sekeluarga terpaksa membeli air kemasan isi ulang untuk kebutuhan sehari-hari. Soalnya, air dari sumur bila digunakan untuk mandi juga menyebabkan gatal-gatal,” katanya.
Dadang, warga RT 18 RW 06, Dusun Sukamaju, mengaku sangat berharap bisa menghirup udara segar dan meminum air bersih. Sejak air dan udara tercemari limbah pabrik tahu, dia mengaku tidak lagi merasa nyaman menghirup udara dan mengonsumsi air tanah.
“Kejadian ini sebenarnya sudah lama, tapi kami (warga) tidak bisa berbuat banyak. Maka dari itu ungkap kami sangat mengharapkan adanya air bersih. Mudah-mudahan Pemerintah Kabupaten Ciamis bisa menyediakan air bersih bagi kami,” katanya.
Menurut Dadang, selain mengandalkan air kemasan galon isi ulang, untuk kebutuhan sehari-hari warga terpaksa mengambil air dari Bukit Geger Bintang. Sebab bila menggunakan air yang ada justru seringkali menyebabkan warga sakit. (Andri/Koran HR)