Dedi Mulyadi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Jawa Barat.
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Recovery bencana lebih mahal dibandingkan dengan hasil penjualan hutan produksi, sehingga secara ekonomi hutan produksi tidak efektif. Tapi kalau hutan konservasi atau hutan lindung tentu sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Hal itu ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kepada Koran HR, melalui telepon selulernya, Selasa (08/11/2016) lalu. Dia juga menyebutkan, bahwa kebijakan konservasi tentang penentuan kawasan hutan produksi kewenangannya ada di Kementrian Kehutanan RI.
“Kita dorong Kemenhut RI untuk melakukan pengkajian secara menyeluruh tentang keberadaan, kesinambungan dan peningkatan kuantitas serta kualitas hutan di Jawa Barat, khususnya di pesisir Selatan,” tandasnya.
Mengenai wacana resolusi mengkonservasi hutan produksi di Ciamis, Banjar dan Pangandaran, Kang Dedi Mulyadi, menyambut positif dan mendukung langkah yang digagas para unsur pimpinan DPRD di ketiga wilayah tersebut.
Bahkan, Kang Dedi Mulyadi akan meminta langsung kepada pemangku kebijakan yakni Kemenhut RI, untuk segera mengeluarkan tata aturan dalam memperluas hutan konservasi atau hutan lindung di Jabar.
“Secara politik, sebagai ketua partai Golkar, saya akan menekan pemangku kebijakan melalui komisi yang ada di DPR RI, tentunya yang membidangi tentang hutan dan lingkungan,” tegasnya.
Tindakan politik lainnya, dirinya akan mengkoordinasikan dengan fraksi partai Golkar baik ditingkat Jabar maupun yang ada di Ciamis, Banjar dan Pangandaran. Hal itu agar gagasan cerda terkait lingkungan itu harus terus dikumandangkan agar hutan konservasi terwujud.
“Harus apresiasi kepada yang mempunyai gagasan dan kebijakan, semoga cepat memberikan langkah-langkah strategis,” kata Dedi Mulyadi.
Proses-proses komunikasi untuk membangun opini yang kuat tentang pentingnya sumber daya alam hutan konservasi di Jawa Barat, terus dilakukan pihaknya agar kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga.
Dedi pun menegaskan, satu batang pohon memiliki makna bagi kehidupan manusia, maka jangan sia-siakan keberadaannya. (Madlani/Koran HR)