Minggu, Juni 8, 2025
BerandaHeadlineKota Banjar Gagal Raih Adipura

Kota Banjar Gagal Raih Adipura

Kurangnya Partisipasi Masyarakat Jadi Kendala Utama

 Kegagalan-kegagalan yang dialami harus dijadikan pembelajaran oleh birokrat maupun seluruh elemen masyarakat Kota Banjar. Selain itu, instansi yang menjadi leading sektornya harus gereget dalam upaya pencapaian program. Kemudian, bidang teknis juga harus betul-betul memiliki semangat, didukung pula semangat dari dinas instansi lain dan masyarakatnya.

Satu prestasi yang belum pernah diraih Kota Banjar adalah penghargaan Adipura. Seperti tahun-tahun sebelumnya, hasil penilaian Adipura tahun 2012 bagi kota yang baru berdiri 9 tahun ini belum mampu menaikkan peringkatnya minimal masuk ke lima besar.

Padahal, disaat menjelang penilaian, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Banjar, mulai dari himbauan kepada masyarakat, hingga penyediaan sarana prasarana untuk mendukung terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, hijau dan tertata rapih.

Dulu, ketika Banjar masih berstatus Kota Administratif (Kotif) masa kepemimpinan Drs. Suyazid sebagai Walikota Administratif, wilayah Banjar, baik di perkotaan maupun di pedesaan, bisa bersih.

Bahkan, setiap penarik becak selalu membawa sapu lidi dan menyediakan tempat puntung rokok dari bekas kaleng susu yang sengaja disimpan pada bagian becaknya. Tatkala sedang tidak ada muatan/penumpang, mereka selalu menyempatkan diri untuk melakukan beberesih di sekitar tempat dimana dia mangkal.

Tapi sekarang, saat Kota Banjar sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan di berbagai bidang, serta banyaknya fasilitas yang telah disediakan pemerintah, namun semua itu belum mampu untuk mewujudkan terciptanya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman dan Lingkungan Hidup (DKPPLH) Kota Banjar, Asno Sutarno, SP, MP., mengatakan, sampai saat ini, upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah sudah banyak.

Diantaranya, pengelolaan sampah berbasis 3 R, pengelolaan persampahan di kawasan Pasar Banjar, bahkan pemerintah telah menyediakan sarana prasarana infrastruktur, seperti TPS, TPA, serta fasilitas tong sampah di setiap jalan protokol.

Bukan hanya itu, pemeliharaan maupun penanaman pohon peneduh di setiap turus jalan juga telah dilakukan. Namun, penghargaan Adipura akan sulit diraih tanpa adanya dukungan dari semua elemen masyarakat Kota Banjar.

“Menjaga kebersihan lingkungan Kota Banjar ini bukan hanya kewajiban DKPPLH saja, tapi seluruh elemen masyarakat, serta semua instansi pemerintah dan swasta yang ada di wilayah Kota Banjar. Untuk itu, sudah sejauh mana partisipasi masyarakat dalam upaya mencintai lingkungannya,” kata Asno, Senin (4/6).

Karena, lanjutnya, berapa pun banyaknya upaya yang dilakukan pemerintah akan sia-sia kalau masyarakatnya belum bisa mencintai kebersihan lingkungan, baik di perkotaan maupun di wilayah pedesaan, dan belum menyadari pentingnya pengelolaan persampahan berbasis 3 R.

Hilangnya sejumlah tong sampah yang telah disediakan pemerintah di setiap jalan protokol merupakan salah satu bukti belum sadarnya masyarakat akan kebersihan lingkungan, dan pengelolaan sampah 3 R.

Selain itu, adanya pemangkasan liar pada sejumlah pohon peneduh jenis Dadap Cangkring di wilayah Kec. Purwaharja juga menjadi ciri bahwa masyarakat belum bisa mencintai lingkungannya.

Dengan demikian, maka yang lebih utamanya adalah patisipasi masyarakat. Menurut Asno, dalam penilaian Adipura kemarin, sepertinya tidak ada pergerakan dari masyarakat. Untuk masalah kebersihan lingkungan mereka terkesan hanya mengandalkan pada pasukan kuning saja.

Kemudian, keberadaan pedagang kaki lima (PKL) dan perparkiran yang masih semrawut, salah satunya terlihat di kawasan pasar dan Jl. Letjen. Soewarto. Serta belum maksimalnya kebersihan di kawasan Terminal Banjar, dan pengelolaan persampahan berbasis 3 R di RSUD.

“Apakah ada missingly antara pemerintah dengan masyarakat, atau memang masyarakatnya sendiri tidak mau mengerti akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” tanya Asno.

Karena, kalau semua indikator penilaian Adipura tercapai, sudah pasti penghargaan Adipura pun akan mudah diraih. Bahkan seharusnya menjaga kebersihan lingkungan itu bukan hanya untuk Adipura saja, tapi sudah menjadi kebiasaan bagi semua masyarakat.

Sementara itu, Kabid. Lingkungan Hidup DKPPLH Kota Banjar, Ir. Hilda Siti Hindasah, belum dapat memberikan keterangan mengenai kendala apa yang dihadapi pihaknya sebagai leading sektor pemenangan Adipura, sehingga Kota Banjar gagal masuk lima besar. Sampai berita ini diturunkan, HR tidak bisa menemui pejabat tersebut karena sedang ada acara ke luar kota.

Belum tercapainya raihan penghargaan Adipura oleh Kota Banjar mendapat tanggapan dari masyarakat. Seperti dikatakan Nanang, salah seorang warga Desa Waringinsari, Kec. Langensari.

Menurut dia, untuk mendapatkan Adipura harus ada sistem antara pemerintah dengan masyarakat, yakni perlu ditanamkan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya hidup bersih, sehat dan lingkungan yang hijau.

“Memang pernah ada sosialisasi dari pemerintah mengenai hal itu. Contohnya, dalam rangka menyambut penilaian Adipura, DKPPLH melakukan sosialisasi di setiap desa, kegiatannya diadakan di aula kantor desa,” ujarnya.

Tapi, kata Nanang, sosialisasi tersebut hanya sebatas pemaparan mengenai apa dan bagaimana penilaian Adipura itu. Artinya, pihak pemerintah hanya menyampaikan visinya saja. Sedangkan masyarakat perlu misinya, yakni terjun langsung ke lapangan.

Kegagalan-kegagalan yang dialami harus dijadikan pembelajaran oleh birokrat maupun seluruh elemen masyarakat Kota Banjar. Selain itu, instansi yang menjadi leading sektornya harus gereget dalam upaya pencapaian program. Kemudian, bidang teknis juga harus betul-betul memiliki semangat, didukung pula semangat dari dinas instansi lain dan masyarakatnya.

Konsep tersebut bisa dilakukan untuk mencapai raihan Adipura, walaupun Adipura bukan salah satunya tujuan, tapi tujuan utamanya adalah Kota Banjar menjadi kota terbersih, indah, hijau dan sebagai kota cerdas, ekologi biologi. (Eva)

Membawa Ganja Sintetis

Kedapatan Membawa Ganja Sintetis, Seorang Mahasiswa di Garut Diciduk Polisi

harapanrakyat.com,- MH (22), seorang mahasiswa di Garut, Jawa Barat, terpaksa dicokok polisi setelah kedapatan membawa ganja sintetis. Mahasiswa tersebut kini harus digelandang ke Mapolres...
Sholat Unsi Qobri, Makna, Tata Cara, dan Keutamaan bagi Jenazah

Sholat Unsi Qobri, Makna, Tata Cara, dan Keutamaan bagi Jenazah

Sholat unsi qobri menjadi salah satu amalan istimewa yang jarang banyak orang ketahui. Sholat sunnah ini memiliki tujuan mulia, yaitu sebagai bentuk kasih sayang...
Kasus Intoleransi di Indonesia

SETARA Institute Soroti Tren Kasus Intoleransi di Indonesia: Presiden Jangan Acuh!

harapanrakyat.com,- Berbagai kasus intoleransi di Indonesia kini semakin marak terjadi. Hingga pertengahan tahun 2025 atau enam bulan masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, kasus tersebut...
ASUS ProArt P16, Laptop dengan AI Lokal yang Canggih

ASUS ProArt P16, Laptop dengan AI Lokal yang Canggih

Dalam ajang COMPUTEX 2025, ASUS memperkenalkan laptop terbaru mereka yang dirancang khusus untuk kalangan profesional kreatif, yakni ASUS ProArt P16. Laptop ASUS ini hadir...
Hikmah Sifat Malu Adalah Disukai Allah dan Masuk Surga

Hikmah Sifat Malu Adalah Disukai Allah dan Masuk Surga

Dalam ajaran Islam, sifat malu bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang mencerminkan keimanan dan menjaga seorang Muslim dari perbuatan tercela. Hikmah sifat malu sangat besar...
bank bjb Teken MoU Dukungan Pembiayaan Perumahan untuk Pegawai Pemprov Jabar

Dukung Pembiayaan Perumahan untuk ASN di Jabar, bank bjb Teken MoU dengan Pemprov dan BP Tapera

harapanrakyat.com,- bank bjb memberikan dukungan terhadap pembiayaan perumahan untuk pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Hal itu dibuktikan dengan pelaksanaan Memorandum of Understanding...