Rabu, Mei 21, 2025
BerandaBerita TerbaruBagaimana Kondisi Sepak Bola Kita?

Bagaimana Kondisi Sepak Bola Kita?

Setiap kali digelar Piala Eropa dan juga Piala Dunia, selalu muncul pertanyaan, bagaimana kondisi dunia sepak bola kita? Prestasi apa yang dicapai?

Pertanyaan tersebut sangat klise, apalagi lantas ditambah dengan harapan “semoga kita bisa belajar dari negara-negara lain yang sepak bolanya sudah jauh lebih maju”. Sungguh, pertanyaan dan harapan itu tidak hanya klise, tetapi juga klasik. Namun, memang kedua hal itulah pertanyaan dan harapan yang perlu dikemukakan.

Setiap kali kita melihat kesebelasan-kesebelasan negara lain bermain memang muncul pertanyaan: mengapa mereka bisa demikian maju? Mengapa permainan mereka indah ditonton? Mengapa negara-negara itu memiliki pemain-pemain yang jagoan? Mengapa mereka bisa membina kesebelasan nasional mereka? Dan, masih banyak “mengapa” yang lain, yang hanya membuat kita semakin harus menundukkan kepada dan memukul-mukul dada karena melihat kondisi dunia persepakbolaan kita.

Sepak bola dikenal sebagai “permainan dunia”, dimainkan oleh jutaan anak; orang setiap hari di mana-mana, di jalan-jalan, di taman-taman, dan di lapangan sepak bola di berbagai belahan dunia. Bahkan, sebuah band dari Swedia, Rednex, melatunkan lagu berjudul “sepak bola, agama kami”. Itu menunjukkan bahwa sepak bola memiliki pengaruh yang begitu kuat; yang dalam bahasa Umberto Eco digambarkan sebagai “racun yang sebenarnya bagi orang zaman kini”.

Kuatnya racun sepak bola membuat negara-negara yang kini dilanda krisis ekonomi pun-Yunani, Spanyol, Portugal, dan Irlandia, misalnya seperti tidak merasakan krisis itu. Sepak bola tidak hanya sekedar sport, tetapi juga pekerjaan dan bisnis. Kita melihat bagaimana klub-klub di Spanyol, Portugal, Inggris dan Italia, misalnya mampu membangun bisnis dari olahraga ini. Para pemainnya mendapat gaji tinggi, para pemiliknya kaya raya. Banyak hal bisa dijual dari sepak bola. Selain permainannya, juga produk-produk cendera mata yang memberikan penghasilan demikian besar. Sepak bola adalah bisnis.

Setiap negara, tentu memiliki politik sepak bola, dalam arti bagaimana mengembangkan kesebelasan meraka, kemajuan ilmu dan teknologi tidak bisa tidak menjadi bagian yang tak terpisahkan. Ada filosofi pengembangan sepak bola Belanda, misalnya: “teknik”, “kawasan”, dan “komunikasi”. Dengan tiga prinsip itu Belanda mengembangkan persepakbolaan mereka.

Lalu, kita bagaimana? Kita harus jujur bahwa kita jauh tertinggal. Tak ada politik sepak bola, yang ada adalah sepak bola yang dipolitisasi. Kita lebih banyak bicara, bahkan bertengkar, dibandingkan bekerja. Itulah sebabnya mengapa sepak bola kita tidak hanya jalan di tempat, tetapi juga mundur. Mari kita nonton Piala Eropa sambil merenung apa yang harus kita lakukan untuk sepak bola kita. ***

Pembangunan Jembatan Sodongkopo Pangandaran Dilanjutkan

Pembangunan Jembatan Sodongkopo Pangandaran Dilanjutkan

harapanrakyat.com,- Pembangunan Jembatan Sodongkopo, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, akhirnya dilanjutkan, setelah sempat terhenti sejak akhir tahun 2023 lalu. Jembatan Sodongkopo ini, rencanannya akan menghubungkan...
Mengetahui Perbedaan Satelit Phobos dan Deimos yang Setia Mengelilingi Mars

Mengetahui Perbedaan Satelit Phobos dan Deimos yang Setia Mengelilingi Mars

Materi tentang perbedaan satelit Phobos dan Deimos menarik untuk dibahas. Seperti yang diketahui bahwa kedua benda langit tersebut merupakan satelit alami yang senantiasa setia...
Guru WNI ungkap pendidikan anak nakal di Finlandia

Pelapor Dedi Mulyadi Dibungkam, Guru WNI Ungkap Fakta Pendidikan Anak Nakal di Finlandia

harapanrakyat.com,- Pernyataan seorang wali murid bernama Adhel Setiawan yang melaporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Komnas HAM dibungkam oleh seorang guru asal Indonesia...
Acer Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Canggih yang Futuristik

Acer Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Canggih yang Futuristik

Acer kembali mencuri perhatian dunia teknologi lewat peluncuran laptop terbarunya, Acer Predator Triton 14 AI. Laptop Acer ini hadir sebagai salah satu inovasi paling...
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tanggapi sebutan Mulyono Jilid II

Respons Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat Disebut ‘Mulyono Jilid II’

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merespons terkait banyak pihak mulai melontarkan stigma negatif kepadanya. Dedi Mulyadi menyebut dirinya dituding sebagai "gubernur konten," “Mulyono...
Sejarah Jampang Sukabumi, Dulunya Ternyata Dasar Laut

Sejarah Jampang Sukabumi, Dulunya Ternyata Dasar Laut

Sejarah Jampang Sukabumi ternyata menyimpan kisah yang tidak biasa. Warga Sukabumi Selatan mungkin sudah cukup familiar dengan tempat ini. Jampang Kulon adalah salah satu...