Kondisi salah satu kamar milik H. Tatang (60), pasca terjadinya perampokan. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Kawanan perampok berhasil menggasak harta benda milik H. Tatang (60), seorang pengusaha pupuk, warga Lingkungan Jelat, RT.03, RW.03, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat.
Para perampok melancarkan aksinya pada Selasa (13/12/2016) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB. Mereka masuk rumah korban dengan cara merusak gembok pintu gerbang gudang menggunakan linggis, yang lokasinya bersebelahan dengan rumah korban.
Setelah itu, perampok yang berjumlah empat orang itu mencongkel pintu samping rumah dengan linggis. Mereka masuk ke dalam kamar dan mendapati korban yang berusaha melawan tapi tidak berdaya karena perampok menggunakan senjata.
Pantauan HR di lapangan, pihak kepolisian dari Polsek Pataruman dan Polresta Banjar, melakukan olah TKP di rumah korban. Di ketahui rumah dan juga sebagai kantor di tempati oleh H. Tatang (60), Hj Tuti (istrinya) dan Azhar (anaknya).
“Mereka melancarkan aksinya dengan menggunakan senjata tajam dan korban sempat dipukul dan diancam karena melawan, lalu diikat,” terang Kasat. Reskrim Polresta Banjar, AKP. Syahroni, didampingi KBO Reskrim dan Kanit. Reskrim Polsek Pataruman.
Sahroni juga mengatakan, bahwa korban sempat berteriak sehingga mengagetkan istrinya yang berada di kamar lain. Kebetulan saat kejadian istrinya sedang menghitung uang hasil setoran. Sontak perampok menghampirinya lalu membekap di dalam kamar.
“Setelah itu kawanan perampok mengacak-acak kamar korban untuk mencari barang berharga. Di pintu gerbang kita temukan sarung golok, dan menurut keterangan istrinya, pelaku membawa golok dan linggis. Sementara terkait pelaku membawa senjata api rakitan, kita masih selidiki dan kita juga langsung melakukan pengejaran kepada mereka,” ungkapnya.
Syahroni menyebutkan, saat melakukan aksinya, sebagian perampok ada yang menggunakan masker. Namun diketahui ciri-ciri salah satu dari mereka memiliki postur tubuh besar, tinggi, kulitnya agak hitam dan berbahasa Sunda campuran Jawa.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami kerugian degan jumlah total mencapai Rp.1 miliar, dengan rincian Rp.250 juta berupa cek, dan Rp.750 juta berupa uang tunai.
Sementara itu, Azhar (15), anak korban, yang juga menjadi korban keganasan perampok, mengaku dirinya terbangun akibat mendengar suara teriakan dan melihat ibunya dibekap oleh perampok.
“Salah satu dari mereka melihat saya lalu menghampirinya sambil membawa senjata tajam. Setelah itu saya juga dibekap dan diikat sambil dibalikan ke lantai, lalu memukul kepala dengan menggunakan senjata tajam. Sekarang ayah saya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka akibat melawan perampok. Kalau saya hanya luka ringan pada jari dan kepala,” tuturnya.
Azhar menambahkan, sebelum kejadian, dirinya sempat mendengar suara motor bulak-balik di depan rumah. Kondisi jalan pun saat itu sudah sepi. Namun hal itu tidak membuatnya curiga, dan dia sendiri tidak tahu kendaraan apa yang digunakan para pelaku. (Hermanto/Koran-HR)