Kitab Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani yang dimiliki Akim Ajim. Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Selain tradisi Layang Syekh yang mulai kembali diramaikan oleh para sesepuh di Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, ternyata ada yang unik dari tradisi turun temurun tersebut, yakni peninggalan sebuah Kitab Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani yang ditulis tahun 1845.
Pemilik kitab tersebut, Akim Najim yang merupakan warga Dusun Cukang Galeuh Desa Parakan Manggu Kecamatan Parigi, mengatakan, bahwa kitab tersebut masih terawat dengan baik.
Menurutnya, kitab kuno tersebut merupakan bekas peninggalan salah satu ulama zaman dahulu yang menuliskan kisah Syehk Abdul Kodir Jaelani. Bahkan, sejak dibuat oleh penulis, kondisinya masih baik dan tak selembar pun hilang.
“Saya tidak tahu ini terbuat dari kertas apa. Pada intinya lembaran yang ada tidak pudar dan masih awet serta tulisannya masih sangat jelas,” kata Akim Najim kepada Koran HR, Senin (12/06/2017) lalu.
Ia menambahkan, asal-usul kitab tersebut hingga ke tangan dirinya berasal dari Eyang Jayadipura yang mana salah satu keturunan dari Kerajaan Sukapura.
“Nanti saya akan wariskan kitab ini kepada anggota keluarga saya bila saya sudah tiada. Kita sepakat untuk tidak menjula kitab kuno ini meskipun dihargai tinggi. Kitab ini tulisannya menggunakan arab pegon yang mana menggunakan bahasa jawa kuno. Biasanya dibaca setiap malam Jum’at Kliwon dan isinya itu berupa kisah kehidupan Syekh Abdul Qodir Jaelani yang penuh karomah,” tegasnya.
Sementara itu, budayawan Pangandaran, Erik Krisna Yuda, mengatakan, bahwa kitab tersebut merupakan warisan yang turun temurun kepad Akim Ajim dari pendahulunya.
“Keberadaan kitab ini dijaga ketat oleh pihak keluarga. Jika berpindah tangan bisa berbahaya dan bahkan bisa diperjualbelikan dengan nilai yang sangat fantastis. Jadi ini harus dijaga baik-baik,” katanya. (Ntang/R6/Koran HR)
Berita Terkait
Tradisi Layang Syekh di Kondangjajar Pangandaran