(Dewan Pers)
Ciamis, (harapanrakyat.com),– Ketua Dewan Pers, Prof. Bagir Manan, menyatakan dengan tegas agar warga Ciamis, mulai tingkat pejabat hingga masyarakat umum, berani melaporkan wartawan yang kedapatan menyalahi kode etik jurnalistik.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pers, Prof. Bagir Manan, saat menjadi pemateri dalam acara seminar Jurnalistik dan Pendidikan, yang digelar Minggu lalu, di Gedung Islamic Center (IC) Kab. Ciamis.
Menurut Bagir Manan, selama ini yang menjadi penyebab maraknya keluhan terkait pelanggaran kode etik jurnalistik, tidak lain karena narasumber tidak memiliki keberanian untuk melaporkan tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh wartawan.
Lebih lanjut, Bagir Manan mengutarakan, narasumber khususnya dari kalangan pegawai instansi pemerintah termasuk Dinas Pendidikan harus berani menolak wartawan yang tidak jelas identitasnya.
Bagir mengimbau masyarakat untuk tidak takut menghadapi wartawan yang tidak jelas identitasnya, dan tidak sesuai tugasnya sebagai jurnalis. Dia juga mengutarakan, wartawan dilarang keras meminta imbalan, dan semua masyarakat terutama kaum pendidik harus berani menolak terhadap wartawan yang meminta imbalan. Jika ada yang melakukan tindakan seperti itu, masyarakat dipersilahkan untuk melapor kepada Dewan pers.
Sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik, kata Bagir, wartawan dilarang keras menakut-nakuti sumber berita dengan ancaman akan menurunkan berita buruk. Alasannya, karena wartawan tidak boleh membuat berita yang menghakimi.
“Kalau ada wartawan yang tidak mau menunjukan identitas jangan dilayani, biarkan saja, meskipun harus menunggu sampai berhari-hari. Kalau ada yang mengancam atau memeras langsung laporkan saja kepada pihak penegak hukum,” tegasnya.
Pernyataan itu kontan saja mendapat sambutan meriah dari 1000 lebih guru peserta seminar yang hadir dalam kegiatan yang digelar oleh PWI Perwakilan Ciamis, IJTI Biro Ciamis dan PGRI Kabupaten Ciamis.
Fakta yang terjadi saat ini, dunia pendidikan menjadi sasaran empuk orang-orang yang mengaku wartawan untuk mencari uang. Tak sedikit para guru, terutama kepala sekolah yang menjadi korban pemerasan orang-orang yang mengaku wartawan tersebut. (deni)