Gabungan Ormas yang dihadiri Ketua GIBAS Pangandaran Yana Macan, Ketua LPKSM Ade Vampir, Ketua Aliansi Indonesia (AI) Maman, Ketua GAN Rohmat dan Ketua Pemuda Pancasila Pangandaran Eko Suwartono, saat menggelar konferensi pers, di sebuah rumah makan di Kabupaten Pangandaran, Jum’at (04/08/2017). Foto: Madlani/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Lima Ormas (Organisasi Masyarakat) di Kabupaten Pangandaran mempertanyakan kinerja kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan dengan korban Sahli (26), yang ditemukan tewas, di Blok Batuhiu Dusun Buniayu RT 09 RW 03 Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (18/07/2017) lalu.
Mereka pun menilai kinerja kepolisian terkesan lamban dalam mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Pasalnya, sudah beberapa minggu setelah kejadian, belum ada informasi dari pihak kepolisian terkait perkembangan dalam mengungkap motif dan pelaku kasus yang menggemparkan warga Parigi itu.
Saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan, lima Ormas yang terdiri dari GIBAS, Pemuda Pancasila, GAN (Gabungan Anak Nelayan), Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) dan Aliansi Indonesia (AI), menggelar konferensi pers, di sebuah rumah makan di Kabupaten Pangandaran dan dihadiri masing-masing ketuanya, Jum’at (04/08/2017).
Juru Bicara Perwakilan Lima Ormas, Ade Vampir (Ketua LPKSM), mengatakan, gerakan yang dilakukan pihaknya tak lain sebagai bentuk dorongan moril kepada pihak kepolisian agar secepatnya bisa mengungkap motif dan pelaku kasus pembunuhan yang menewaskan Sahli.
“Kami berinisiatif mendorong pengungkapan kasus ini bukan tanpa alasan. Karena ketika dalam beberapa minggu ini pelaku pembunuhan belum terungkap, membuat masyarakat resah dan khawatir kasus serupa terjadi kembali di Pangandaran. Dan kasus ini pun sudah menjadi perguncingan di masyarakat,” katanya.
Ade menambahkan, sebelumnya pun terdapat dua kasus pembunuhan di Kabupaten Pangandaran yang hingga kini belum terungkap pelakunya. Dua kasus itu terjadi di jembatan Karangtirta Kecamatan Sidamulih dan kasus pembunuhan di Kecamatan Cigugur. “Dua kasus itu hingga kini belum terungkap dan malah menjadi bias tanpa ada kejelasan,” ujarnya.
Dengan begitu, tegas Ade, jangan sampai kasus ini menjadi bias tanpa kejelasan atau seperti kasus pembunuhan yang terjadi di Jembatan Karangtirta maupun di Kecamata Cigugur. “Kalau kasus ini akhirnya bias tanpa kejelasan, tak hanya menimbulkan keresahan di masyarakat, tetapi juga akan muncul spekulasi liar di tengah masyarakat yang menuduh seseorang atau beberapa orang sebagai pelakunya. Sementara pihak yang dituduh pastinya dianggap masih berkeliaran bebas tanpa tersentuh hukum. Kalau itu terjadi tentunya berbahaya, karena dikhawatirkan akan tumbuh ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di negeri ini,” ungkapnya.
Namun begitu, kata Ade, pihaknya sangat percaya pihak kepolisian memiliki kemampuan untuk mengungkap kasus tersebut. “Kami hingga kini terus menunggu hasil penyelidikan polisi. Dan kami pun siap bekerjasama apabila dibutuhkan membantu pihak kepolisian dalam mengungkap kasus ini,” tegasnya. (Mad/R2/HR-Online)
Berita Terkait
Diduga Dibunuh, Mayat dengan Luka Bacok Ditemukan di Batuhiu Pangandaran
Dugaan Pembunuhan di Pangandaran, di TKP Ditemukan Kerudung dan Bungkus Komik
Sebelum Ditemukan Tewas di Batuhiu Pangandaran, Korban Pamit Pergi ke Hajatan