Warga Dusun Banjarwaru, Desa Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menghelat pagelaran Sidkah Ngelot. Foto : Eji Darsono/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Warga Dusun Banjarwaru, Desa Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menghelat pagelaran Sidkah Ngelot, Minggu (15/10/2017) lalu. Pagelaran tersebut sengaja digelar dalam rangka melestarikan Keraton Pasarean Eyang Demang Satjapad.
Tokoh Kasepuhan, Dodi Sutardi, ketika ditemui Koran HR di kediamannya, Senin (16/10/2017) lalu, menjelaskan, pagelaran Sidkah Ngelot merupakan bentuk kepedulian masyarakat Banjarwaru terhadap para leluhur.
Menurut Dodi, kegiatan itu dimaksudkan untuk memperkenalkan Keraton Pasarean Eyang Demang Satjapad kepada generasi penerus. Selain itu, juga untuk menjaga wibawa dan komara Banjarwaru.
Dodi mengungkapkan, Sidkah Ngelot dapat diartikan sebagai pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
“Sidkah atau sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun, sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik. Sedangkan ngelot mengandung arti meluruskan,” katanya.
Menurut Dodi, Sidkah Ngelot merupakan adat budaya yang digelar untuk meluruskan ucapan, langkah dan tekad, sehingga senantiasa ada di jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.
Kepala Desa Kawali, Ismail Marzuki, ketika ditemui Koran HR, Senin (16/10/2017) lalu, membenarkan, selain melestarikan budaya lokal, pelaksanaan Sidkah Ngelot juga ditujukan untuk melestarikan nilai-nilai yang sudah tertanam pada masyarkat sejak lama. Dengan begitu, nilai-nilai budaya leluhur tidak luntur oleh perkembangan zaman.
Ismail menjelaskan, jauh sebelumnya pelaksanaan Sidkah Ngelot hanya dilaksanakan oleh para sesepuh. Namun saat ini, pelaksanaan Sidkah Ngelot melibatkan seluruh unsur masyarakat Desa Kawali.
“Manfaat yang dapat diambil, selain memperkaya kebudayaan, lestarinya budaya lokal akan menarik wisatawan untuk mempelajari sekaligus sebagai study sosiologi, seni dan budaya daerah,” katanya.
Terlebih, kata Dodi, di situs pangsarean terdapat makam keramat Eyang Demang Satjapada yang berkaitan erat dengan Kerajaan Galuh. Makanya, pada puncak acara Sidkah Ngelot digelar juga jiarah ke makam Eyang Demang Satjapada.
Eman Hermansyah, seorang budayawan, ketika dimintai tanggapan, Senin (16/10/2017) lalu, mengatakan, Ngelot merupakan ritual untuk meluruskan nilai-nilai adat melalui tingkah laku dan perbuatan agar berada di jalan yang lurus dan benar.
Ritual ini, kata Eman, dilaksanakan melalui perantaraan menjaga warisan budaya leluhur Situs Karuhun Pasarean Eyang Demang Satjapada yang dulu merupaakn tokoh penyebar Agama Islam pada masa Kerajaan Galuh atau masa Islam di Kawali.
“Sidkah Ngelot yang dilaksanakan oleh masyarakat Banjarwaru (Handaru Banjarwaru) patut untuk diapresiasi. Sebab, selain adanya Kabuyutan Keraton Pasarean, banyak peninggalan budaya yang patut digali, dijaga dan dipertahankan kelestariannya,” kata Eman. (Dji/Koran HR)