Situ Hiang yang terletak di Desa Sadewata, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Foto: Edji Darsono/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Situ Hiang yang terdapat di Desa Sadewata, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi obyek wisata baru. Selain airnya tak pernah surut, konon Situ Hiang menyimpan banyak cerita rakyat.
Kurniawan, warga setempat, ketika ditemui Koran HR, Senin (23/10/2017), mengatakan, Situ Hiang merupakan warisan leluhur. Namun, situ tersebut belum dikelola dan dimanfaatkan untuk wisata. Malah sampai saat ini Situ Hiang terkesan kurang terawat.
Menurut Kurniawan, awalnya Situ Hiang memiliki areal yang sangat luas. Namun lambat laun menjadi sempit karena banyak digunakan sebagai lahan pertanian. Padahal semestinya areal tersebut dijaga kelestariannya sebagai sebuah kearifal lokal.
Senada dengan itu, Karno (75), warga Dusun Parungsari, ketika ditemui Koran HR, Senin (23/10/2017), membenarkan, Desa Sadewata mempunyai danau yang kaya dengan cerita rakyat.
“Situ artinya danau, dan Hiang artinya hilang. Situ Hiang itu menurut mitos, lama-lamaan akan mengecil dan hilang. Menurut cerita, Situ Hiang masih memiliki hubungan dengan Situ Lengkong Panjalu,” kata Karno.
Dari cerita yang beredar di masyarakat, lanjut Karno, konon ikan di Situ Hiang dan Situ Lengkong Panjalu bisa berkomuniasi. Ikan yang dimaksud adalah ikan kokol. Bila di Situ Lengkong Panjalu digelar Gebrugan, maka ikan itu pindah ke Situ Hiang.
“Warga juga meyakini, di dasar Situ Hiang terdapat lubang yang tembus ke laut Cirebon. Pada jaman walisongo, tepatnya pada saat pembangunan masjid Cirebon, para wali kekurangan material kayu. Mereka kemudian meminta tolong orang Sadewata untuk mengirim kayu. Kayu itu kemudian dikirim lewat Situ Hiang dan beberapa hari kemudian sampai di Cirebon,” katanya.
Kepala Desa Sadewata, Nursamsi, ketika dihubungi Koran HR, Senin (23/10/2017), membenarkan cerita rakyat soal Situ Hiang yang beredar di masyarakat. Namun demikian, Situ Hiang rencananya akan dikeruk dan dijadikan embung oleh Procit.
Nursamsi menuturkan, pembangunan embung tersebut ditujukan untuk memasok kebutuhan air ke sejumlah wilayah. Apalagi selama ini air Situ Hiang dikenal tidak pernah surut meski kemarau.
“Pembangunan embung kemungkinan baru akan digarap pada tahun 2018 mendatang. Mudah-mudahan, kedepan Situ Hiang bisa jadi objek wisata, ditambah lagi dengan keberadaan situs sejarah dan monumen perjuangan,” katanya. (Dji/Koran HR)