Wakil Ketua Komunitas Pecinta Ayam Hias Pasundan Timur (Kopehpasti) Kabupaten Ciamis, Fani Abriaramdhan. Foto: Tan/HR
Berita Ciamis (harapanrakyat.com),-
Nama “Ayam Poland” masih asing di telinga masyarakat, khususnya di Kabupaten Ciamis,. Meski bukan untuk dikonsumsi, ayam poland ternyata banyak dibudidayakan sebagai ayam hias bernilai jual tinggi. Ayam Poland ini memiliki keunikan pada bulu dan jambulnya.
Saat mendengar nama ayam Poland, mungkin sebagian orang berfikir ayam jenis ini berasal dari negara Polandia. Padahal, ayam poland tersebut banyak ditemui di beberapa negara seperti Irak, Belanda dan Prancis.
Wakil Ketua Komunitas Pecinta Ayam Hias Pasundan Timur (Kopehpasti) Kabupaten Ciamis, Fani Abriaramdhan, ketika ditemui Koran HR, Senin (22/01/2018), mengatakan, saat ini banyak jenis ayam poland yang sedang dibudidayakan. Diantaranya, Ayan Brahma, Giant, Cochin, Ringnek Pheasant dan Dongkao (Ayam Kaki Gajah).
“Ayam ini bukan untuk konsumsi, tapi sebagai ayam budidaya yang memiliki nilai jual tinggi. Ada nilai ekonomisnya, terutama pada bulu dan jambulnya. Harga ayam ini bisa mencapai jutaan rupiah perpasang,” kata Fani.
Terlepas dari asal usul habitatnya, kata Fani, ayam poland memiliki keunikan tersendiri seperti unggas yang lainnya. Terutama pada bulu ayam poland yang selalu terlihat rapi seperti habis disisir. Selain itu, ayam poland punya ciri khas menonjol, yakni jambul di kepalanya bisa ditata dengan beragam bentuk.
“Memang banyak sekali referensi asal muasal ayam ini. Sebagian masyarakat ada yang menyebut ayam ini berasal dari kawasan Timur Eropa. Tetapi ada juga yang mengatakan ayam ini berasal dari Belanda,” katanya.
Fani menjelaskan, bentuk dari jambul yang nyentrik, berbulu panjang mirip rambut anak-anak metal dan ada juga jambul keriting serta kribo. Tidak heran karena keunikan itulah banyak pecinta ayam di Kabupaten Ciamis beralih profesi sebagai peternak ayam hias.
“Untuk harga ayam poland dari usia 1-2 bulan mencapai Rp. 75 ribu perekor. Sedangkan untuk induk ayam poland bisa mencapai Rp. 800 ribu perekor. Harga ini di tingkat perternak, kalau sudah masuk toko, harga induknya bisa mencapai jutaan perpasang,” katanya. (Tan/Koran HR)