Banjar, (harapanrakyat.com),- Menyusutnya jumlah pedagang kreatif lapangan (PKL) di kawasan Wisata Kuliner (Wiskul) Jl. BKR, dinilai bukan suatu kegagalan dari sebuah perencanaan. Karena, dipilihnya lokasi tersebut sebelumnya sudah melalui kajian dari berbagai sudut penilaian.
Seperti dikatakan Kabid. Fisik Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjar, Ir. Dadang Dartoyo, Senin (24/10), yang mana dalam hal ini Bappeda sebagai perencana lokasi.
“Kami kira kondisi seperti itu belum bisa dikatakan gagal, dan jangan saling menyalahkan kenapa bisa sampai menyusut. Meski sekarang hanya ada satu dua pedagang saja yang masih bertahan, namun kalau ada kemauan dari semua pihak, termasuk pedagangnya, bukan tidak mungkin wisata kuliner di Jl.BKR dapat dibangkitkan lagi,” ujarnya.
Diakui Dadang, masalah perencanaan memang ada di Bappeda, namun pada waktu itu pihaknya hanya mengusulkan lokasinya saja, tapi bukan berarti mengharuskan ditempatkan di Jl.BKR. Sedangkan, untuk teknisnya dilakukan oleh dinas terkait.
Berdasarkan kajian, Jl. BKR dinilai mempunyai potensi untuk dijadikan lokasi wisata kuliner, terlebih waktu yang digunakan oleh para pedagang adalah sore hingga malam. Sehingga tidak akan mengaganggu arus lalu-lintas, sebab kalau malam hari Jl. BKR relatif lengang.
“Makanya waktu itu dalam perencanaannya kami menawarkan Jl.BKR untuk dijadikan lokasi wisata kuliner, dan tawaran kami juga bukan tidak mendasar, sebab sebelumnya kan dikaji dulu,” jelasnya.
Dadang menambahkan, pihaknya pun belum mengetahui secara pasti apa sebenarnya yang menjadi penyebab menyusutnya jumlah pedagang wiskul BKR. Apakah memang masyarakatnya belum begitu terbiasa untuk berwisata kuliner pada malam hari, atau ada faktor lain sehingga keberadaan wiskul BKR kurang diminati. (Eva)