Pangandaran,(harapanrakyat.com),- Kondisi harga sayuran di pasar Pangandaran tidak terkendali. Hal itu tidak hanya terjadi menjelang bulan suci Romadhon saja. Saat pantai Pangandaran ramai pengunjung, sejumlah hotel besar “memborong” bahan-bahan makanan dan sayuran dengan harga tinggi. Akibatnya, rumah makan kecil terkena imbasnya.
Dari pantauan HR di lapangan, pada musim liburan kemarin, harga seikat kangkung saja bisa mencapai Rp. 4000, genjer Rp. 2500, pakis Rp. 3000. Bahkan lebih parah lagi, pada Minggu (7/7) bawang merah mencapai kisaran harga Rp. 70.000/kg.
Salah seorang pengelola rumah makan kecil yang enggan namanya dikorankan mengatakan, dia sangat menyesalkan sikap para pemilik rumah makan besar yang memonopoli pembelian bahan makanan, terutama sayuran, saat Pangandaran ramai pengunjung. Modus monopoli yang dilakukan pemilik restoran tersebut misalnya dengan memborong habis sayur kangkung dan pakis dengan harga sangat tinggi.
“Sigana teh ulah we jalma leutik hayang beunghar teh. Kabeh diringkid. Subuh-subuh kendaraan mereka sudah stand by di pasar dan memborong sayur kangkung dan pakis yang ada di seluruh kios,” katanya kepada HR, Rabu (10/7).
Dia pun menyesalkan adanya para pedagang pendatang yang notabene mematok harga jual yang jauh lebih tinggi dibanding pedagang pribumi. Sebagai contoh, untuk harga kelapa muda, para pedagang pribumi sudah menyepakati untuk menjual pada kisaran harga Rp. 5000. Namun pedagang pendatang tidak segan-segan menjual kelapa muda Rp. 10.000.
“Mereka sangat tega menjual dengan harga tinggi. Mereka pergi dari Pangandaran membawa banyak uang, kami orang Pangandaran yang kebagian bau busuk cangkang kelapa muda,” ungkapnya Dia pun meminta pemkab Pangandaran memperhatikan hal ini dan sesekali terjun ke pasar. Jika pemerintah aktif mengontrol harga pasar, dia yakin tidak akan ada pedagang besar yang mematikan usaha para pedagang kecil.
Saat dikonfirmasi, Pj. Bupati Pangandaran, DR. H. Endjang Naffandi, M.Si., kaget atas kondisi pasar Pangandaran seperti itu. Pihaknya akan segera terjun ke pasar untuk mengontrol harga dan memberikan pembinaan kepada para pedagang agar mereka tidak terjadi saling sikut sesama pedagang hingga memainkan harga pasar.
“Saya pun menghimbau agar para pelaku usaha di pasar dan di seluruh obyek wisata Pangandaran tidak mematok harga jual yang terlalu tinggi agar pengunjung tidak kapok. Kalau mereka kapok, bisa saja mereka memutuskan untuk membeli makanan atau minuman di perjalanan saat mereka berlibur ke Pangandaran. Dampaknya, para pedagang akan sepi dan kita hanya kebagian sampahnya saja,” katanya, Senin (9/7). (Ezm/Syam)