Untuk mengetahui status HIV-nya, salah seorang pekerja tengah diambil darahnya oleh petugas PKM Pataruman 1, Kota Banjar, dalam kegiatan Promotion Clinik yang digelar LSM Viaduct bekerjasama dengan PT. APL dan PKM Pataruman 1. Foto : Eva Latifah/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sedikitnya 91 orang buruh pabrik PT. Albasi Priangan Lestari (APL) Kota Banjar secara sukarela melakukan tes HIV atau Voluntary Conselling and Testing (VCT) yang digelar oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Viaduct bekerja sama dengan PT. APL dan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Pataruman 1, Kota Banjar, Sabtu (14/12). Kegiatan tersebut dimulai dari jam 10.00 WIB sampai jam 15.00 WIB, bertempat di PT. APL.
Koordinator IU LSM Mutiara, Dadang Sutrisno, mengatakan, pihaknya sengaja menggelar kegiatan Promotion Clinik sekaligus VCT bagi para pekerja di PT. APL lantaran kaum buruh/pekerja pabrik dinilai rentan terkena HIV-Aids.
“Makanya tema yang diambil pada Hari AIDS Sedunia tahun 2013 ini yaitu “Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa.” Dengan demikian maka kami memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menggelar kegiatan VCT di perusahaan tersebut,” kata Dadang.
Tujuannya, lanjut Dadang, tiada lain untuk mendeteksi secara dini, sehingga jika hasilnya nanti ditemukan ada pekerja yang terpapar HIV maka pihaknya akan mendampinginya dan membantunya untuk advokasi layanan kesehatan, baik ke PKM maupun ke RSU Banjar.
Sebelum melaksanakan pengambilan dan pemeriksaan darah, petugas dari PKM Pataruman 1 yakni dr. Hendrik, Asep dan Heri, terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai HIV-AIDS serta pembuatan persetujuan kepada setiap pekerja yang akan mengikuti VCT.
Bila dari hasil pemeriksaan itu ditemukan ada yang positif HIV, maka petugas akan menghubungi orang yang bersangkutannya, sekaligus pendampingan untuk layanan kesehatannya.
Dadang juga mengatakan, kerahasiaan pun akan tetap terjaga, sehingga para pekerja tidak perlu khawatir statusnya terbuka. “Bila hasil tes negatif juga tetap harus melakukan VCT lagi 3-6 bulan kedepan. Hal itu untuk memastikan status HIV. Karena kalau mereka tetap melakukan prilaku beresiko harus tes HIV lagi,” ucap Dadang. (Eva/R3/HR-Online)