Ditemani sang ibu, Aris, salah satu dari 15 siswa SD Negeri I Jadikarya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang tersengat listrik pada hari Senin (24/02/2014), tampak masih terbaring lemas di rumahnya. Fhoto : Entang Saeful Rachman/HR.
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Tiga dari 15 siswa SD Negeri I Jadikarya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang tersengat listrik pada hari Senin (24/02/20140), belum bisa masuk sekolah.
Pasalnya, hingga hari ini, Rabu (26/02/2014), ke tiga siswa korban sengatan arus listrik yang bertegangan tinggi sekitar 20 ribu volt tersebut masih mengalami trauma.
Menurut Aris, salah satu siswa yang menjadi korban sengatan listrik, mengatakan, peristiwa itu terjadi saat mereka sedang memperbaiki tiang bendera yang macet di halaman sekolahnya, yakni sebelum melaksanakan upacara bendera pada Senin pagi (24/02/2014), sekitar pukul 06.30 WIB.
Ketika tiang akan dipasang pada bagian lubangnya, tiba-tiba para siswa tersebut tidak bisa menahan beban tiang, dan akhirnya tiang bendera pun rubuh tersangkut pada kabel listrik bertegangan tinggi milik PT PLN yang melintas persis di atas halaman sekolah.
Akibat dari sengatan listrik, Aris sendiri mengalami luka bakar pada bagian lengan kanan dan jari kaki kirinya. Hingga saat ini dirinya mengaku masih merasakan sakit. “Kalau pakai baju masih terasa sakit dan panas,” katanya, saat dijumpai HR di rumahnya, Rabu siang tadi.
Aris menuturkan, waktu itu dirinya hanya membantu memegang talinya saja. Namun tiba-tiba dia dan teman-temannya terpental sejauh satu-dua meter. Bahkan, dirinya sampai tak sadarkan diri hingga petugas medis dari Puskesmas datang ke sekolah untuk memberi pertolongan. “Sampai saat ini saya masih merasa trauma untuk masuk ke sekolah,” ungkap Aris.
Di tempat terpisah, Fatimah, salah seorang guru di SD Negeri I Jadikarya, membenarkan atas peristiwa tersebut. “Ya betul, pada saat itu saya sedang kebagian piket pagi, dan bergegas untuk mempersiapkan pelaksanaan upacara bendera seperti biasa dilakukan setiap hari Senin pagi,” ujarnya.
Kemudian, ketika Fatimah mengecek tiang bendera, ternyata tiang tersebut macet pada bagian talinya. Panpa pikir panjang dirinya langsung memanggil beberapa orang siswa dan pedagang yang ada di kantin sekolah untuk membantu memperbaiki tiang bendera.
Fatimah juga mengaku, pada saat itu dirinya berdiri di dekat lobang tempat tiang bendera. Ketika tiang rubuh dan tersangkut kabel listrik, tiba-tiba ada cahaya api yang sangat besar keluar dari lubang tiang tersebut.
Sontak Fatimah pun terkejut dan melihat ke 15 siswanya terpental hingga terkapar di pavingblok halaman sekolah. Setelah kejadian itu, Fatimah langsung meminta pertolongan warga untuk mengevakuasi 15 anak didiknya yang tersengat listrik, kemudian membawanya ke Puskesmas terdekat. (Ntang/R3/HR-Online)