Photo ilustrasi
Banjar, (harapanrakyat),-
Pelaksanaan pencoblosan di Tempat Pemilihan Suara (TPS) Khusus Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Banjar, Selasa (09/04/2014), berlangsung tertib dan lancar.
Sejak jam 07.00 WIB, satu per satu warga binaan yang telah menyerahkan undangan pencoblosan dipanggil oleh petugas pemungutan suara untuk mengambil surat suara, dan selanjutnya melakukan pencoblosan di bilik yang telah tersedia.
Pencoblosan berlangsung di Aula Lapas. Sementara itu di luar aula tampak beberapa warga binaan yang sedang melihat-lihat gambar dan nama seluruh Calon Legislatif (Caleg) yang bisa mereka dipilih dalam Pemilu tahun 2014 ini.
Dari pantauan HR di Lapas Kelas III Banjar, terlihat antrian sekitar 10 orang warga binaan yang menunggu giliran untuk melakukan pencoblosan di TPS 32 yang berada di dalam Lapas tersebut, dimana sebagian besar penghuninya adalah napi dari kasus narkoba.
Menurut Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, bahwa jumlah pemilih yang terdaftar di TPS 32 tersebut sebanyak 212 orang, diantaranya 184 orang warga binaan dan 28 orang merupakan petugas Lapas.
Antusias masyarakat untuk melakukan pencoblosan rupanya tidak hanya terjadi di TPS yang lokasinya berada di lingkungan pemukiman penduduk. Karena ternyata warga binaan di Lapas pun tidak kalah antusiasnya.
Salah satunya Cecep L, warga Bandung yang kini menjadi penghuni Lapas Banjar. Saat ditemui HR usai melaksanakan pencoblosan, dirinya mengaku untuk pertama kalinya melaksanakan pencoblosan di Lapas.
Meski begitu, namun baginya tak begitu beda dengan suasana ketika melaksanakan pencoblosan di TPS yang lokasinya berada di lingkungan pemukiman penduduk.
Dalam aula yang dijadikan TPS memang tidak terlihat ada hal berbeda dengan TPS lainnya. Di sini terdapat empat buah bilik suara, beberapa orang panitia serta saksi, berikut pengamanan dari petugas Lapas dan pihak kepolisian.
Pada Pemilu Legislatif 2014 ini, Cecep pun menyimpan sejuta harapan kepada para pemimpin yang nantinya terpilih menjadi wakil rakyat di DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi maupun di DPR RI.
“Saya berharap agar pemimpin kedepan bisa mengubah sistem. Kita yang ada di sini korban sistem yang tidak benar, sehingga kalau sistemnya tidak dirubah, saya yakin kedepan pun akan banyak lagi korban yang masuk penjara,” harap Cecep yang mengaku dirinya tersandung kasus narkoba.
Warga binaan lainnya, Nendi, mengaku sangat antusias melakukan pencoblosan di Pileg kali ini, dengan harapan pemimpin-pemimpin yang terpilih akan membawa perubahan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Setiap kita melaksanakan pencoblosan dalam Pemilu, tentu selalu menginginkan adanya perubahan-perubahan, khususnya dalam kesejahteraan ekonomi. Di Pileg sekarang ini pun harapannya masih tetap sama seperti sebelumnya. Mudah-mudahan saja yang terpilih nanti adalah para pemimpin yang baik, yang mampu memperbaiki ekonomi semua masyarakat Indonesia, jangan hanya memperbaiki ekonomi pribadi dan golongannya saja,” ungkap Nendi.
Harapan serupa juga dikatakan Amin, warga binaan lainnya. Dia berharap pemimpin yang terpilih nanti dapat bersikap jujur dan mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Sebab menurutnya pemimpin itu harus mengerti dan jujur.
“Pemimpin itu jangan hanya baik saat ada maunya saja. Kalau rakyat sejahtera berarti pemimpinnya juga sama. Tapi belum tentu pemimpin sejahtera, rakyatnya ikut sejahtera. Buktinya yang terjadi selama ini, para pemimpin sejahtera semuanya, tapi masyarakatnya banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kita berharap wakil rakyat yang akan datang mau mendengar aspirasi masyarakat,” kata Amin. (Eva/R3/HR-Online)