Foto: Ilustrasi
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran, terkesan rebutan program Bantuan Propinsi (Banprop). Program yang diperebutkan ini memiliki anggaran sebesar Rp 10 milyar.
Soal program itu, Dinas Pariwisata menyatakan masih menunggu hasil dari Perencanaan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten dan Propinsi, terkait alokasi dana Bantuan Propinsi (Banprop) sebesar Rp. 10 milyar.
Kepala Dinas Pariwisata, Drs. Suheryana, membenarkan hal itu. Menurut dia, pihaknya belum bisa menentukan apakah alokasi Banprop itu digunakan untuk pengembangan kepariwisataan.
“Tapi, kalau diarahkan ke Dinas Pariwisata, kami siap mengalokasikan untuk pengembangan situs siap kunjung destinasi pariwisata di Pangandaran,” jelas Suheryana.
Suheryana menuturkan, petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (juknis) untuk program fokus situs siap kunjung sampai saat ini belum ada. Untuk itu, pihaknya menunggu Dinas mana yang akan mendapatkan alokasi dana tersebut.
“Intinya kami siap bekerja untuk memajukan Pariwisata Pangandaran,” tuturnya.
Kabid Pariwisata, Perindagkop dan UMKM, Edi Kusnadi, menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa program serta konsep pengembangan pariwisata yang sudah ataupun yang belum ada.
“Kami sudah mengusulkan dan mengajukan program-program pengembangan kepariwisataan di Pangandaran. Anggarannya mencapai angka 300 milyar,” jelas Edi.
Soal perencanaan dan anggaran kegiatan fokus situs wisata tuntas siap kunjung senilai Rp 10 milyar, kata Edi, pihaknya sudah siap. Hanya saja, perlu ada penyesuaian dengan program yang digulirkan oleh Propinsi.
Di tempat terpisah, Kabid Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, DR. Erik Krisna Yudha, mengatakan, pihaknya sudah melakukan optimalisasi kerja bidang Budpora. Salah satunya dengan pendataan situs serta melakukan verifikasi ke lapangan secara langsung.
“Data situs beserta juru kuncinya sudah ada. Jumlahnya 129 situs. Dan masih banyak yang belum terdata,” jelasnya.
Erik menuturkan, selama 8 bulan terakhir, pihaknya mencoba menggali potensi yang ada di Pangandaran. Dan baru sekitar 1 bulan, ada informasi soal alokasi sumber dana dari Pemprop untuk penataan situs siap kunjung. Tapi, ada atau tidak anggaran itu, Erik mengaku tetap bekerja sesuai Tupoksi.
“Juklak-juknis belum ada, kita sudah ajukan kesiapan di Bidang Budpora. Kalo dari Bidang Pariwisata mana programnya? Kalaupun di Bidang Pariwisata belum siap, itu urusan mereka. Saya tidak mau berkomentar di luar tupoksi saya,” tutur Erik.
Kepala Bappeda Kabupaten Pangandaran, Ade Supriatna, mengatakan, alokasi Banprop sebesar Rp 10 milyar itu lebih mengarah pada peningkatan destinasi wisata yang sudah ada. “Saya mendengar langsung penjelasan dari kepala Bappeda Jabar, Prof. Deni. Menurut dia, tujuannya untuk pengembangan destinasi wisata yang siap kunjung, bukan untuk situs,” kata Ade.
Sesuai arahan Bappeda Jabar, kata Ade, pengembangan wisata siap kunjung harus ditata terlebih dahulu destinasi wisatanya. Kemudian baru peningkatan dan revitalisasinya. “Implementasinya, jelas diharapkan dengan program ini outputnya bisa meningkatkan jumlah kunjungan dari 10 ribu menjadi 20 ribu lebih wisatawan Pangandaran,” pungkas Ade. (Mad/Koran-HR)