Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: Ist/Net
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
LSM Wisma (Wadah Aspirasi dan Partisipasi Masyarakat), lembaga yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS, Deni Wahyu, mengungkapkan, ada dua komunitas yang resiko penuluran HIV/AIDS-nya sangat tinggi, yakni dari komunitas Gay atau LSL (Lelaki Suka Lelaki) dan Lelaki Beresiko Tinggi (LBT) atau lelaki yang sering ‘jajan’ di tempat prostitusi.
Namun, kata Deni, untuk antisipasi pencegahan HIV/AIDS, lebih mudah dilakukan ke komunitas LSL. Karena mereka berkelompok dan satu sama lainnya bisa saling mengingatkan untuk melakukan pencegahan. [Baca juga: LSM Wisma Catat Ada 1440 Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Ciamis]
Tetapi, lanjut Deni, sulit melakukan pencegahan terhadap lelaki berisiko tinggi. Alasannya, kata dia, karena aktivitas menyimpang mereka dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan cenderung tidak berkelompok. [Baca juga: Miris! Komunitas LSL di Ciamis Didominasi Usia 15-25 Tahun]
“Dari 145 penderita HIV/AIDS di Ciamis, 90 persennya ditularkan melalui aktivitas seksual. Justru penularan dari narkoba jarum suntik angkanya sudah menurun. Di Ciamis saja hanya ada 4 penderita HIV/AIDS yang ditularkan dari jarum suntik,” ujarnya, kepada HR, pekan lalu.
Namun, meski persentase penderita HIV/AIDS di Ciamis yang ditularkan dari hubungan seksual angkanya tinggi, tetapi ketika kontak penulurannya bukan saat berada di Ciamis.
“Misalkan, si penderita tertular HIV saat dia bekerja di luar daerah. Kemudian ketika pulang ke Ciamis, dia menularkan kepada istrinya. Nah, kasus seperti itu dominan terjadi pada beberapa kasus HIV/AIDS di Ciamis,” jelasnya. [Baca juga: Ini Pengakuan Remaja di Ciamis Hingga Bisa Menyimpang Jadi LSL]
Deni menambahkan, pencegahan penularan HIV justru akan semakin sulit apabila sudah berada di lingkungan keluarga atau pada pasangan suami-istri. “ Ini persoalan yang kini menjadi topik utama dalam pencegahan penularan HIV. Karena dalam 5 tahun terakhir ini, ibu rumah tangga yang tertular HIV dari suaminya, angkanya terus meningkat,” ujarnya.
Menurut Deni, terus meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia, termasuk di Ciamis, karena disebabkan dari faktor minimnya pengetahuan terkait penularan penyakit ini. “ Karena itu, kami dari LSM Wisma, siap untuk diminta oleh siapapun memberikan pemahaman tentang pencegahan HIV/AIDS. Kami siap datang tanpa harus dibayar,” ujarnya.
Selain itu, kata Deni, bagi siapa saja yang ingin memeriksakan kesehatannya melalui tes VCT HIV/AIDS, bisa datang langsung ke RSUD Ciamis dan 5 puskesmas di Kabupaten Ciamis yang ditunjuk.
“Pemeriksaan VCT hingga Desember 2015 masih gratis. Sementara 5 Puskesmas di Ciamis yang membuka layanan VCT, yakni Puskesmas Ciamis, Panumbangan, Sindangkasih, Mandalika Cikoneng dan Banjarsari,” pungkasnya. (Bgj/Koran-HR)