BlackBerry menyatakan berhenti membuat ponsel dan akan fokus di software serta produk yang mengusung ‘keamanan’ tingkat tinggi. Publik sudah tidak bisa lagi melihat perangkat BlackBerry yang asli. Pasalnya, kini perusahaan asal Kanada itu telah menyerahkan mereknya kepada produsen pihak ketiga, seperti halnya BlackBerry DTEK 50 yang memiliki bentuk sangat mirip dengan Alcatel Idol 4.
Dalam pers rilisnya atas nama CEO John Chen, BlackBerry menyatakan bahwa mereka akan menghentikan pengembangan hardware secara internal, dan menyerahkannya kepada partner.
Baca juga: Ini BlackBerry Terbaru yang Telah Dirilis di Pasar Indonesia
“Kami mencapai titik perubahan dengan strategi kami. Pondasi keuangan kami kuat, dan kini kami fokus berpegang pada poros software,” kata sang CEO.
Ini bukan hal yang mengagetkan, karena BlackBerry sendiri seolah ketinggalan jauh dalam berjualan smartphone di era meledaknya smartphone Android. Berdasarkan estimasi dari Gartner, sebuah perusahaan periset teknologi, bahwa BlackBerry hanya menguasai 0,1 persen pasar smartphone global di kuartal kedua tahun 2016 ini, atau setara sekitar 400.400 unit saja.
Menurut John Chen, perusahaannya harus menjual 5 juta smartphone per tahun agar dapat bertahan di industri hardware. Mungkin hal itulah yang tak mampu disanggupi oleh BlackBerry.
Baca juga: November 2015, Android Blackberry Venice Diluncurkan
Tapi mereka dapat bertahan dan secara perlahan mereka juga memperbaiki turunnya pemasukan dengan fokus di poros software keamanan yang diakui jadi reputasi BlackBerry sejak dulu.
Kini, BlackBerry pun fokus untuk memasarkan sejumlah software keamanan terbarunya, diantaranya BlackBerry Radar yang merupakan pelacak aset untuk IoT, dan BlackBerry Hub+ sebagai software produktivitas untuk Android. (Eva/R3/HR-Online)