Debit air di Bendungan Merjan DAS Cijulang saat banjir bandang yang terjadi pada Minggu lalu mencapai 10 meter. Hal itu disebabkan oleh kerusakan hutan di hulu sungai. Photo: Asep Kartiwa/HR.
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cijulang, Kabupaten Pangandaran, dari tahun 2014 sampai sekarang 2016 mengalami perbedaan yang sangat signifikan. Perbedaan itu dilihat ketika musim kemarau bulan Juli-September 2015 lalu, di mana debit air sangat kurang, yakni rata-rata 2.375 l per detik.
Hal tersebut dikatakan Umen, petugas Pembantu Tata Usaha Sub. Unit Pelayanan Pengendalian dan Pemeliharaan Pemanfaatan Sumber Daya Air dan Pengelolaan Jaringan Irigasi wilayah Cimedang Ciputrapinggan, yang berkantor di Jl. Raya Parigi, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Saat ditemui HR Online, Kamis (20/10/2016), Umen menjelaskan, bahwa air dengan debit rata-rata seperti itu tidak dapat memenuhi kebutuhan air untuk mengairi sawah di wilayah Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi. Namun, untuk bulan Oktober ini belum bisa dilaporkan karena harus menunggu sampai bulan Oktober berakhir.
Dia menyebutkan, luar areal pesawahan adalah seluas 1631 Hektare. Daerah Irigasi (DI) Bendungan Merjan yang dibangun pada tahun 1971 ini mencakup dua kecamatan yang meliputi 8 desa, yakni Kecamatan Cijulang meliputi Desa Kertayasa 253 hektare, Desa Cijulang 169 hektare, Desa Kondangjajar 125 hektare, dan Desa Margacinta 280 hektare.
Kemudian wilayah Kecamatan Parigi meliputi Desa Parigi seluas 72 hektare, Desa Karangjaladri 111 hektare, Desa Karangbenda 147 hektare, dan Desa Ciliang 474 hektare.
“Pada musim kemarau terpaksa menggunakan sistem membagi air dengan dijadwal, misalnya dua hari ke wilayah Kecamatan Cijulang dan dua hari ke wilayah Kecamatan Parigi,” terangnya.
Lanjut Umen, debit andalan di DI Merjan adalah 16.417 l per detik. Debit andalan adalah perhitungan rata-rata debit DI Merjan selama 10 tahun. Pengambilan air/sumber air DI Merjan berasal dari Sungai Cijulang yang bermata air di Gunung Kendeng, Kecamatan Cigugur.
Ketika musim hujan, debit air di DI Merjan tidak dapat terdeteksi. Ketinggian air di jembatan Bendungan Merjan yang terletak di Dusun Merjan, Desa Ketayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, mencapai 10 meter. Itu dilihat dari ketinggian bendungan atau mercu hingga ke jembatan tingginya 9 meter.
“Jembatan sempat rusak dihantam sampah yang terbawa air banjir bandang pada Minggu lalu.
Ini jelas dipengaruhi oleh kerusakan lingkungan di hulu sungai. Hutan di hulu sungai sudah tidak bisa menyimpan resapan air,” tandas Uman. (Askar/R3/HR-Online)