Ratusan warga saat memasuki areal Situs Kabuyutan Gandoang dalam rangka tradisi Merlawu di Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (16/12/2016). Foto: Heri Herdianto/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Ratusan warga rela berdesak-desakan menghadiri acara tradisi Merlawu di areal Situs Kabuyutan Gandoang, di Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (16/12/2016). Tradisi ini merupakan budaya masyarakat setempat dengan tujuan untuk mendoakan dan menghormati jasa seorang leluhur setempat yang dimakamkan di situs tersebut, yakni Syeh Padamatan.
Tokoh Masyarakat setempat, Suparman MD, mengatakan, tradisi Merlawu merupakan budaya masyarakat Wanasigra yang hingga kini masih dilestarikan dan sudah berlangsung secara turun temurun. Menurutnya, tradisi ini memiliki nilai historis yang sangat besar bagi masyarakat setempat dan proses ritualnya pun diyakini sarat dengan makna.
“Situs gandoang ini merupakan tempat dimakamkannya seorang tokoh masa lalu yang sangat berjasa untuk Desa Wanasigra. Menurut buku sejarah Situs Gendoang bahwa Syeh Padamatan sangat berjasa besar dalam membendung sungai besar untuk pengairan areal persawahan baru. Karena waktu itu masyarakat di sini kekurangan pangan dan berupaya mencetak sawah baru,” terangnya. kepada HR Online, di sela-sela prosesi Tradisi Melawu, Sabtu (17/12/2016).
Dalam upaya tersebut, kata dia, Syeh Padamatan sampai berani bertengkar dengan Adipati Imbanagara yang sebelumnya menolak membendung sungai tersebut. Dan akhirnya bendungan tersebut berhasil dibangun untuk mengairi hektaran sawah baru di kampung tersebut.
“Selain memiliki jasa besar dalam membangun peradaban di kampung ini, Syeh Padamatan pun menjadi suri teladan bagi masyarakat di sini. Karena memang dia juga seorang pemuka agama yang sangat disegani,” tambahnya.
Supratman menjelaskan Tradisi Merlawu rutin setiap tahun digelar dan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi. “Tradisi ini digelar selalu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena dalam tradisi ini terdapat nilai dan suri teladan yang harus dicontoh oleh masyarakat di sini,” ungkapnya.
Selain melakukan doa bersama, tambah dia, dalam rangkaian acara ini pun biasanya terdapat budaya masyarakat yang mengganti pagar bambu lama yang berada di areal situs dengan digantikan oleh pagar bambu baru.
“Namun, perlu digaris bawahi bahwa tradisi merlawu ini bukan untuk memuja makam atau orang yang sudah meningggal, melainkan untuk menghargai serta menghormati jasa Syeh Padamatan. Karena sebuah bangsa akan dinilai rendah manakala tidak menghargai jasa orang terdahulunya,” ujarnya.
Supratman mengatakan, dalam proses ritual tradisi ini sebenarnya tidak ada yang berbeda dengan ritual nyekar ke makam para leluhur atau yang biasa dilakukan sebagian masyarakat muslim di Indonesia. Hanya saja, dalam proses ritual tradisi ini terdapat simbol kebersamaan, kekeluargaan dan nilai gotong royong.
“Setiap menggelar tradisi ini, masyarakat setempat secara sukarela menyediakan hidangan makanan untuk acara makan bersama. Acara makan bersama ini merupakan sebuah simbol kesejahteraan bahwa warga di sini sudah tercukupi kebutuhan pangannya,” ungkapnya.
Warga setempat, lanjut Suparman, sengaja melestarikan tradisi ini agar bisa diketahui dan dipertahankan oleh anak cucu. “Kami ingin mengajarkan kepada generasi penerus agar menghargai tradisi dan budaya zaman dulu yang sudah berkembang secara turun temurun di kampung ini,” ujarnya.
Menurut Supratman, dulu ada sebuah kebiasaan unik, dimana saat penggantian pagar makam banyak warga yang saling berebut. Hal itu terjadi, karena diyakini bahwa pagar bekas situs, terutama tali injuk dan bambunya, dianggap sebagai keramat oleh warga.
“Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi itu sudah ditiadakan, karena tidak sejalan dengan aqidah Islam. Secara perlahan tokoh terdahulu memberikan pengertian kepada masyarakat agar proses ritualnya dilakukan sesuai dengan keyakinan Islam. Yang penting pesan dari nilai tradisi ini bisa memberikan inspirasi dan nilai untuk warga,” ujarnya. (Heri/R2/HR-Online)
Berita Terkait
Buku Kuno di Situs Gandoang Ciamis Ini Masih Menyimpan Misteri
Prasasti Situs Gandoang Wanasigra Ciamis Belum Terpecahkan
Pemda Ciamis Diminta Ungkap Sejarah Prasasti Situs Gandoang
BPCB Diminta Bantu Ungkap Sejarah Situs Gandoang Ciamis
Situs Gandoang Potensi Magnet Objek Wisata Minat Khusus Ciamis