Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Dari luas 16.426,00 hektare sawah di Kabupaten Pangandaran, 3.892.42 hektare diantaranya rawan terancam kekeringan. Sedangkan, 2.094,90 hektare rawan terancam banjir.
Musim kemarau yang terjadi seperti saat ini menjadi kendala bagi para petani dalam mengolah lahan sawahnya. Guna mengantisipasi hal itu, Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, akan melakukan upaya penanganan agar lahan sawah bisa dimanfaatkan secara memaksimalkan oleh para petani.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Tina Maryana, mengatakan, ada 4 langkah dalam upaya penanganan mengantisipasi ancaman kekeringan.
Upaya tersebut meliputi mempercepat penanaman, melakukan sistem pengairan gilir giling, mengfungsikan sawah untuk ditanami palawija, serta mengoptimalkan mesin pompa air bantuan.
“Sedangan, untuk mengantisipasi lahan sawah yang kondisinya rawan banjir, kami menghimbau agar petani menunda penanaman padi, menyesuaikan dengan kondisi alam,” jelas Tina, Jum’at (10/08/2018).
Dia juga menyebutkan, areal pesawahan yang kondisinya dianggap rawan kekeringan tersebar di Kecamatan Cimerak seluas 533,00 hektare, Cigugur 845,00 hektare, Cijulang 399,43 hektare, Langkaplancar 466,00 hektare, Sidamulih 714,00 hektare, Parigi 150,00 hektare, Pangandaran 301.00 hektare, Kalipucang 185,00 hektare, Padaherang 55,00 hektare, dan Kecamatan Mangunjaya seluas 242,00 hektare.
Sementara, lahan sawah yang kondisinya rawan banjir berada ada di Kecamatan Cimerak seluas 55,00 hektare, Cijulang 99,90 hektare, Langkaplancar 106,00 hektare, Sidamulih 407,00 hektare, Pangandaran 214,00 hektare, Parigi 165,00 hektare, Kalipucang 355,00 hektare, Padaherang 607,00 hektare, dan Kecamatan Mangunjaya seluas 106,00 hektare. (Mad2/R3/HR-Online)