Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Pesantren Ayah Cibeunteur Kota Banjar dikenal banyak orang sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di daerah ujung timur Jawa Barat. Pasalnya, Ponpes yang bernama Minhajul Karomah ini berdiri sejak tahun 1800-an dan masih berjalan sampai saat ini.
Lokasi pesantren ini, terletak di Dusun Karang Tengah, RT 22/8, Desa Balokang, Kecamatan banjar, Kota Banjar.
Seperti yang diungkapkan salah satu pengasuh Ponpes Minhajul Karomah, Abah Mud, pesantren tersebut awal mulanya didirikan oleh kakeknya yang bernama Abah Muhammad Ilyas yang berasal dari Jasinga Bogor.
“Dulu, Abah (Muhammad Ilyas, red) sebelum ke Banjar ke Kuningan dulu, terus pindah ke Ciamis. Sampai sini itu sekitar tahun 1800-an,” kata Abah Mud yang juga Cucu Abah Muhammad Ilyas kepada HR Online beberapa waktu lalu.
Menurut cerita yang ia dapat dari ayahnya, Muhammad Kholil, kondisi pada saat kakeknya datang ke wilayah Banjar masih dalam keadaan hutan belantara, bahkan masih banyak hewan liar dan belum ada perkampungan.
Setibanya di lokasi yang saat ini menjadi pesantren, lanjut Abah Mud, Abah Ilyas membangun perkampungan dan mendirikan saung yang terbuat dari bambu. Saung yang dibuatnya pun cukup banyak, yakni 40 unit dan didesain berjajar.
“Sejak dibangun puluhan saung itu, mulailah para santri berdatangan dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari luar Jawa. Memang di sini sejak dulu didominasi dari wilayah Jawa Barat,” imbuh Abah Mud.
Kakeknya tersebut, sambung Abah Mud, wafat di usia 50 tahun. Sementara pesantren yang sudah berdiri dan memiliki ratusan santri itu dilanjutkan oleh anaknya, KH Muhammad Kholil.
Saat pesantren tersebut didirikan, kata Abah Mud, belum diberi nama oleh kakeknya. Untuk mengenalnya pun masih menggunakan nama kampung tersebut, yakni Cibeunteur.
“Kemudian sekitar tahun 1940-an sebelum kemerdekaan oleh Abah Kholil dikasih nama Minhajul Karomah. Minhaj artinya jalan dan karomah itu kemuliaan. Jadi, maknanya jalan kemuliaan,” ucap Abah Mud menambahkan.
Sepeninggal Abah Ilyas, pesantren Ayah Cibeunteur Kota Banjar saat ini dipegang oleh 10 anak KH Kholil atau generasi ketiga dari Abah Ilyas. Sebab, anak-anak Abah Ilyas semuanya sudah wafat.
“Saya itu cucu yang paling bungsu. Cucu Abah Ilyas sendiri yang masih ada sekarang tinggal 4, yakni H Ukun, H Dudung, H Mahmud atau saya sendiri dan H Uun. Yang lainnya sudah pada meninggal,” pungkasnya.
Abah Uun (80), pengasuh lainnya, juga mengatakan hal senada. Ia mengungkapkan saat ini para santri yang ada di pesantrennya itu mayoritas dari wilayah Banten dan Tangerang serta dari daerah yang ada di Jawa Barat.
“Untuk makam Abah Ilyas ada di sekitar komplek masjid dan beberapa keluarga. Yang lainnya tidak ditempatkan di sana karena lokasnya sempit. Di makam biasanya banyak yang ziarah, apalagi kalau menjelang bulan puasa. Untuk hari biasa, itu paling malam Jum’at,” pungkas Abah Uun yang juga salah satu pengasuh Pesantren Ayah Cibeunteur Kota banjar. (Muhlisin/R6/HR-Online)