Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Komunitas Mata Hati Banjarsari memberikan bantuan kursi roda untuk Mahpud (48), warga blok Pager Gunung, Dusun Citalem, RT 17/RW 06, Desa Margajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (09/10/2019). Mahpud adalah warga miskin yang mengalami kelumpuhan dan tinggal di gubuk bekas kandang kambing.
Ketua Komunitas Mata Hari Banjarsari, Mohamad Abid Buldani, mengatakan, setelah membaca pemberitaan di Koran HR mengenai kondisi Mahpud, membuat dirinya prihatin dan terketuk hati memberi bantuan untuk meringankan beban hidupnya.
Berita Terkait: Potret Kemiskinan di Ciamis, Mahpud Tempati Gubuk Bekas Kandang Kambing
“Mudah-mudahan bantuan kursi roda ini bisa bermanfaat buat Pak Mahpud,” ujarnya.
Abid menambahkan selain memberikan kursi roda, pihak Mata Hati pun akan memberikan bantuan untuk mendirikan hunian yang layak untuk Mahpud.
“Insya Allah kami akan membantu untuk menperbaiki hunian yang layak dan sehat. Tadi kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Dusun-nya. Kami juga mengajak agar masyarakat bisa membantu dan bergotongroyong saat mendirikan rumah nanti. Mudah mudahan rencana kami bisa berjalan lancar,” katanya.
Dalam hal seperti ini, Lanjut Abid, sudah seharusnya bergerak cepat demi memanusiakan manusia. Karena persoalan hunian yang layak sangatlah urgen untuk keberlangsungan hidup manusia.
“Nunggu bantuan pemerintah kan belum pasti kapan turunnya. Sementara fakta di lapangan sungguh memprihatinkan. Betapa tidak terharunya kita saat melihat kondisi bapak ini yang hidup susah, lumpuh dan harus tinggal di gubuk bekas kandang kambing,” katanya.
Kepala Dusun Citalem, Engkos Koswara mengaku terharu saat dirinya menerima sumbangan kursi roda dari mata hati untuk Mahpud. Pihaknya, kata dia, mengucapkan terimakasih atas kepedulian rekan-rekan yang langsung tanggap dan memberikan bantuan kursi roda untuk Pak Mahfud.
“Semoga apa yang rekan-rekan berikan bisa bermanfaat. Saya juga akan mengajak warga untuk ikut membantu mendirikan rumah bersama Mata Hati,” katanya.
Sebenarnya, kata Engkos, persoalan ini tidak harus mencuat jika pemerintah cepat tanggap atas pengajuan dari bawah. “Sebenarnya saya secara pribadi sudah berulang kali mengajukan dan mengusulkan terkait bantuan rumah Pak Mahpud. Namun rasanya sulit sekali karena ajuan tak pernah terealisasi” terangnya.
Sementara itu, Mahpud mengaku terharu dan senang dengan adanya bantuan dari mata hati untuk dirinya.
“Saya tidak bisa bicara apa apa. Yang ada hanya ucapan terimakasih atas kepedulian dari mata hati” katanya.
Menurut Mahpud, dirinya mengalami kelumpuhan sejak sembilan tahun silam. Ia pun terpaksa harus tinggal di gubuk bekas kandang kambing tanpa tersentuh bantuan apapun dari pemerintah. (Suherman/R2/HR-Online)