Berita Ciamis, (harapanrakyat.com).-Hujan dengan intensitas tinggi yang setiap hari mengguyur wilayah Kabupaten Ciamis awal tahun 2020 ini, harus diwaspadai masyarakat. Pasalnya, hujan kerap disertai dengan angin kencang atau angin puting beliung yang bisa membawa petaka bagi masyarakat.
Dampak dari angin puting beliung tersebut, sudah banyak merusak rumah warga di Kabupaten Ciamis. Seperti yang terjadi di Kecamatan Tambaksari dan Rancah, beberapa hari yang lalu.
Di Kecamatan Tambaksari, tepatnya di Dusun Samarang dan Linggaharja, Desa Mekarsari, sedikitnya 58 rumah rusak akibat angin puting beliung pada, Jumat (03/01/2020). Rumah warga rusak karena tertimpa pohon tumbang.
Sehari berselang, giliran Kecamatan Rancah yang dilanda musibah akibat angin puting beliung, Minggu (05/01/2020). Belasan rumah di Dusun Panguanggirang RT 03 RW 04, Desa Bojonggedang, Kecamatan Rancah, rusak akibat tertimpa pohon. Sejumlah rumah juga rusak akibat atap gentingnya beterbangan terbawa angin puting beliung.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis, HM Soekiman, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman bencana alam memasuki musim penghujan ini. Pasalnya, musim hujan berbagai bencana kerap terjadi dan menimpa masyarakat.
“Untuk mengantisipasi bencana akibat angin puting beliung, kami meminta kesadaran masyarakat untuk memangkas atau memotong dahan dan pohon yang sekiranya lapuk agar tidak menimpa bangunan,” ujarnya.
Diakui Soekiman, setiap kali hujan turun di wilayah Kabupaten Ciamis, selalu ada saja korban angin puting beliung. “Itu kejadianya bisa tertimpa pohon ataupun yang atapnya rusak terbawa buihan angin puting beliung,” katanya.
Untuk penanganan korban musibah puting beliung, lanjut Soekiman, pemerintah baru sebatas memberikan bantuan stimulan seperti logistik. “Bantuan dari pemerintah memang baru sebatas logistik, tapi mudah-mudahan bantuan tersebut bisa bermanfaat untuk korban bencana,” ungkapnya.
Sementara untuk meminimalisir bencana banjir, pihaknya berharap masyarakat bisa swadaya membersihkan saluran air dari sampah agar tidak menyumbat, mengeruk saluran air yang dangkal serta menormalkan tanggul tanggul air yang dibuat di musim kemarau.
Bagi yang berada di daerah rawan pergerakan tanah, bila terjadi retakan tanah agar menutupnya dan memadatkanya.
“Untuk masyarakat yang tinggal di daerah kemiringan 40 derajat, sebaiknya pengolahan lahanya dengan lahan kering dan tidak dengan lahan basah,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Ciamis, Ade Waluya, mengakui berbagai bencana terjadi sejak memasuki musim penghujan ini. Mulai dari bencana angin puting beliung, longsor dan lain sebagainya.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat hujan deras disertai angin terjadi. Apabila sedang berkendara lalu tiba-tiba hujan deras terjadi, baiknya menepi dulu di tempat yang aman.
“Jangan memaksakan berkendara, apalagi jalan yang dilalui melintasi medan bertebing dan dipenuhi pepohonan. Potensi bencana longsor dan pohon tumbang sangat tinggi, akan lebih baik jika kita lebih hati-hati, dan menepi saat hujan deras terjadi,” katanya. (Jujang/Koran-HR)