Berita Ciamis, (harapanrakyat.com).- Keluarga Rabin, warga Dusun Bulaksitu RT 03 RW 06, Desa/ Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis. Pasalnya, tenda yang ditempati keluarga Rabin sejak tahun 2017, ketika rumahnya ambruk diguncang gempa, malah tertimpa longsor. Mereka pun terpaksa harus dievakuasi akibat longsor.
Saat ditemui di lokasi, Selasa (07/01/2020), Rabin mengakui, keluarganya kini terpaksa dievakuasi akibat longsor dan tinggal di bangunan Sekretariat Serikat Petani Pasundan, setelah tenda yang ia huni sejak tahun 2017 tertimpa material longsoran, Senin (06/01/2020) malam.
“Saat kejadian, saya kurang begitu tahu karena saat itu saya masih di tempat kerja. Nah setelah hujan reda, sekitar pukul 22 malam, saya pulang. Alangkah terkejutnya ketika tiba di tenda, semua keluarga sudah tidak ada di tempat. Dan ketika saya mencoba mengecek ke dalam tenda, makin terkejutlah saya saat itu karena di dalam tenda sudah di penuhi lumpur,” terangnya.
Setelah mengecek kondisi tenda, lanjut Rabin, ia pun bergegas ke rumah tetangga untuk menanyakan keberadaan anggota keluarganya. Dan ternyata semua keluarga sudah dievakuasi ke bangunan kantor Serikat Petani Pasundan.
Kuswanto, perangkat Desa Banjaranyar, ketika dikonfirmasi Koran HR, membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, longsoran terjadi saat curah hujan yang cukup deras melanda wilayah tersebut.
“Kejadiannya tadi malam, pas hujan turun lebat. Longsoran terjadi dari tebing lapangan sepakbola yang kebetulan berdekatan dengan tenda yang dihuni keluarga Rabin. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” katanya.
Menurut Kuswanto, keluarga Rabin adalah salah satu keluarga korban gempa tahun 2017 yang hingga saat ini masih menempati tenda darurat pemberian dari BPBD Kabupaten Ciamis. Lantaran kondisi ekonomi keluarga Rabin repot, alhasil satu keluarga dengan jumlah delapan jiwa ini tetap bertahan di tenda selama lebih dari dua tahun.
“Keluarga ini memang sangat memprihatinkan sekali. Untuk persoalan keluarga ini, sebenarnya pemerintah desa sudah berulang kali memohon bantuan ke Pemkab Ciamis melalui Dinsos maupun BPBD. Namun entah kenapa permohonan kami belum juga direspon,” katanya.
Bahkan hingga saat ini, kata Kuswanto, kondisi keluarga ini masih terkatung-katung tinggal di dalam tenda yang sempit. Ditambah dengan kondisi saat ini, pihaknya memohon Bupati mau mendengar dan segera memberikan bantuan rumah layak huni untuk keluarga Rabin.
Camat Banjaranyar, Dedi Iwa, saat meninjau ke lokasi kejadian bersama unsur Muspika, mengaku prihatin atas musibah yang menimpa keluarga Rabin.
“Kami turut prihatin atas musibah ini. Mudah-mudahan keluarga pak Rabin diberi ketabahan serta segera mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kami telah melaporkan kejadian ini ke dinas terkait,” katanya.
Dedi Iwa juga mengimbau kepada warga Kecamatan Banjaranyar agar selalu waspada mengingat tingginya curah hujan saat ini.
“Terutama yang rumahnya berada di pinggir tebing, agar selalu meningkatkan kewaspadaan. Ini mengingat kondisi wilayah Banjaranyar adalah salah satu wilayah yang rawan bencana,” katanya.
Baru-baru ini, kata Dedi Iwa, di Kecamatan Banjaranyar ada empat kejadian. Diantaranya di Desa Banjaranyar ada tenda yang tertimpa longsor, serta tiang listrik yang roboh, dan di Desa Tanjungsari ada satu rumah yang tertimpa longsoran tebing.
“Meski tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini patut kita waspadai. Belum lagi kami juga mendapatkan laporan dari UPTD Puskesmas Cigayam mengenai adanya pergerakan tanah di lokasi bangunan Puskesmas yang baru,” katanya.
Dan setelah dicek, lanjut Dedi Iwa, ternyata di lokasi Puskesmas yang baru ada beberapa titik rawan longsor yang mengancam. Hal itu lantaran tidak adanya saluran pembuangan air (drinase), sehingga air dari sekeliling bukit masuk semuanya ke lokasi Puskesmas. (Suherman/Koran HR)