Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Selain mengetahui tata cara bercocok tanam, petani di Pangandaran, Jawa Barat juga diimbau untuk mengetahui prediksi cuaca. Hal ini penting untuk menyesaikan masa tanam.
Hal itu disampaikan Jeje Wiradinata, Bupati Pangandaran, saat bertemu dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), Pendamping PKH (Program Keluarga Harapan), TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial, dan Bidan Desa, Kamis (20/2/2020).
Menurut Jeje PPL harus bisa memaksimalkan kerjanya dalam pembinaan petani. Petani diakui Jeje merupakan bagian dari penguatan ketahanan pangan.
“Petugas PPL itu harus bisa memberi arahan masa tanam sesuai prediksi cuaca. Karena jangan sampai menanam tanaman pada musim yang tidak tepat,” katanya.
Jeje mengigatkan PPL agar para petani tidak menanam padi saat musim hujan, terutama untuk areal pesawahan yang kerap dilanda banjir.
“Karena itu, masyarakat itu harus tahu mana musim hujan awal, masa hujan pertengahan, sampai musim hujan akhir,” jelasnya.
Jeje menyebutkan contoh di Kecamatan Padaherang dimana pesawahan di sana kerap dilanda banjir saat musim hujan tiba.
“Kecamatan Padaherang jadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pangandaran, seringnya di sana, saat musim hujan banjir, sementara musim kemarau kekeringan,” katanya.
Baca Juga: Penyuluh Pertanian di Kabupaten Pangandaran Diminta Kerja Lebih Maksimal
Karena itu, lanjut Jeje, dirinya berpesan agar PPL bisa lebih maksimal dalam upaya pembinaan petani. Terutama, agar petani tidak dirugikan akibat salah tanam pada musim yang tidak tepat.
“Menjadi tugas PPL, agar jangan hanya tahu melaporkan masalah saat produksi panen, tetapi juga harus tahu prediksi musim,” ungkapnya.
Dalam hal ini, kata Jeje, dirinya pun tidak akan tinggal diam. Namun akan terus memantau hasil produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani di Pangandaran.
Pesan Bupati Pangandaran kepada Bidan Desa dan Pendamping PKH TKSK
Selain berpesan kepada PPL, Jeje juga menyampaikan pesan kepada Bidan Desa di Pangandaran. Menurutnya Bidan Desa memiliki kewajiban untuk melaporkan kondisi ibu dan anak. Tentunya kondisi kesehatannya yang dilaporkan.
“”Harus dilaporkan terkait kesehatan ibu dan anak ini. Terutama masalah ibu hamil dan gizi buruk maupun kurang gizi. Laporan ini jadi pegangan untuk Pemkab Pangandaran agar bisa melakukan upaya penanganan,” terang Jeje.
Selain itu, Jeje juga berpesan agar Bidan Desa bisa menjadi coordinator program untuk menangani gizi buruk, gizi kurang, untuk mencegah stunting (bayi lahir kerdil karena kurang gizi saat dikandung ibunya).
“Pesan untuk para pendamping PKH maupun TKSK, kami Pemkab Pangandaran menargetkan setiap tahun, 10% KPM PKH bisa graduasi mandiri,” katanya. (Ceng2/R7/HR-Online)