Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Balad Galuh, salah satu suporter pendukung klub sepakbola PSGC Ciamis, angkat bicara perihal pernyataan Ridwan Saidi, budayawan Betawi yang menyebut Galuh berarti brutal.
Triana Megandara, Sekjen Balad Galuh menyebut pernyataan dari Saidi tidak berdasar. Pria yang biasa dipanggil Kuntrink ini mempertanyakan dasar dari pernyataannya itu.
Berita Terkait: Ridwan Saidi: Tidak Ada Kerajaan di Ciamis, Prasasti Palsu, Galuh Berarti Brutal
“Seperti orang tua yang linglung, entah kamus apa yang dia pakai?” katanya.
Selama ini, kata dia, banyak anak muda di Ciamis yang bangga menyandang nama Galuh. Sehingga wajar jika ada reaksi emosi saat nama Galuh diotak-atik bahkan disebut brutal.
“Dirijen Balad Galuh, menamai anaknya dengan nama Galuh. Itu karena bangga. Tim sepak bola Ciamis juga namanya Persatuan Sepakbola Galuh Ciamis, suporternya banyak yang menyandang nama Galuh, salah satunya kami Balad Galuh,” terangnya.
Baca Juga: Sebut Galuh Brutal, Rektor Unigal Tantang Babe Saidi Datang ke Ciamis Buktikan Omongannya
Karena itu, Triana menganggap pernyataan Ridwan Saidi sangat menyakitkan bagi masyarakat Ciamis. “Rasanya permintaan maaf saja tidak akan cukup, kami sudah terlanjur sakit hati,” katanya lagi.
Lebih jauh Triana mengungkapkan, nama Galuh yang identik dengan Kabupaten Ciamis tidak serta merta ada begitu saja. Tapi berdasarkan sejarah yang sudah diteliti oleh berbagai pihak.
“Kalau Saidi mengganggap Prasasti yang ada di Ciamis ini palsu dan bahkan buatan Belanda, itu benar-benar sudah menghina. Secara tidak langsung dia juga sudah menyepelekan penelitian sejarawan, bahkan menyepelekan ilmu pengetahuan,” tegas Triana.
Loyalitas Kegaluhan
Triana menambahkan, dirinya sebagai suporter sepakbola memiliki loyalitas terhadap Kegaluhan. “Loyalitas kami terhadap Kegaluhan bukan hanya karena tim yang kami dukung menyandang nama Galuh, tapi karena itu sudah tertanam di darah kami, dan dibiasakan di Tribun,” ungkapnya.
Dia juga menganggap Saidi buta sejarah karena mengatakan tidak ada kerajaan di Ciamis. Padahal bukti-buktinya sudah ada dan bisa dilihat jejak-jejaknya.
“Dia harus datang ke Ciamis dan melihat sendiri peninggalan kerajaan Galuh di Ciamis, jangan hanya berani di YouTube mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab,” tandasnya. (Ndu/R7/HR-Online)