Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pernyataan Ridwan Saidi, budayawan Betawi, yang menggegerkan warga Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tak berpengaruh terhadap aktivitas perkuliahan mahasiswa Universitas Galuh (Unigal), terutama mahasiswa yang kuliah Kegaluhan.
Ridwan Saidi menyebutkan di Ciamis tidak ada kerajaan, prasasti di Ciamis palsu buatan Belanda, dan Galuh artinya brutal. Hal itu disampaikan Ridwan Saidi di Channel YouTube Macan Idealis, Vasco Ruseimy.
Berbagai kecaman datang dari berbagai pihak, termasuk dari Dewan Kebudayaan Ciamis yang juga Rektor Unigal, Yat Rospia Brata.
Yat mengaku tersinggung dengan pernyataan Ridwan Saidi, karena menyangkut nama institusi pendidikan, Universitas Galuh. Apalagi Unigal memiliki mata kuliah Kegaluhan.
“Pernyataan Babe Saidi itu tidak jelas dan tidak ada dasarnya. Harusnya ketika berbicara jangan asal hingga menyinggung semua orang,” ungkapnya kepada HR Online, Jum’at (28/2/2020).
Yat mengimbau mahasiswa Unigal agar tidak menganggap omongan Ridwan Saidi, lantaran menurutnya pernyataannya tersebut melantur.
“Saya tegaskan semua hasil dari peninggalan-peninggalan kerajaan Galuh sudah ada, hasil penelitian-penelian dari para ahli juga ada. Sederhanakan saja kalau masalah tidak ada kerajaan itu menyangkut kepada social facts atau fakta sosial. Hingga saat ini kita lihat masih ada turunan Galuh di Ciamis. Kalau itu bohong berarti mereka keturunan siapa?” katanya.
Tambah Yat, terkait prasasti di Ciamis palsu, maka itu menyangkut hard fact, sehingga bisa ditelusuri prasasti-prasasti seperti di Kawali, Jambansari dan lainnya.
“Itu prasasti-prasasti di Ciamis jelas ada hasil dari penelitian, dari raja pertama hingga terakhir pun jelas nyata ada,” terangnya.
Sementara terkait pernyataan Ridwan Saidi yang menyebut Galuh artinya brutal, itu menyangkut keyakinin masyarakat tatar Galuh Ciamis, sehingga wajar jika banyak masyarakat yang marah.
“Maka saya harapkan untuk para mahasiswa jangan terganggu, terus fokus untuk belajar. Apalagi mengenai mata kuliah Kegaluhan, insyaalah membuat kita damai dan bangga dengan budaya kita sendiri,” pungkasnya. (Fahmi/R7/HR-Online)