Sinyal misterius dari luar angkasa yang terdeteksi di Bumi mampu menyedot perhatian ilmuwan. Dengan alasan misterius kenapa kejadian ini ada, sinyal tersebut seolah meneror Bumi.
Terkait hal tersebut, sebuah studi baru membeberkan bahwa kejadian ini adalah Fast Radio Burst (FRBs). Apa itu FRBs? Anda bisa mengenalnya lebih mendalam dengan menyimak ulasan berikut.
Temuan Sinyal Misterius dari Luar Angkasa
Fast Radio Burst atau ledakan radio cepat bisa dibilang sebagai anomali paling misterius yang ada di antariksa. Kejadian ini berupa pancaran gelombang radio dengan penghitungan milidetik di luar angkasa.
Gelombang radio yang dipancarkan tersebut ada yang terjadi sekali, namun bisa juga berulang kali dan sporadis. Sebagaimana yang sudah disinggung di atas, tak ada alasan pasti mengapa ada kejadian seperti ini.
Baca Juga: Satelit Solar Orbiter Meluncur, Ungkap Misteri Potret Kutub Matahari
FRBs yang terdeteksi di Bumi ini sendiri berulang setiap 16 hari. Dalam kurun waktu 4 hari, sinyal akan mengirimkan 1 atau 2 detakan setiap jamnya. Lalu sinyal ini akan berhenti untuk jangka waktu 12 hari.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh peneliti yang berasal dari CHIME (Canadian Hydrogen Intensity Mapping Expreiment).
Dengan periode tersebut, diketahui bahwa FRBs berasal dari galaksi yang jaraknya 500 juta tahun cahaya dari planet yang kita tinggali ini. Namun sumber pastinya belum diketahui.
Untuk bisa mendeteksi sinyal misterius dari luar angkasa tersebut, tentu tak sembarang alat bisa digunakan. Dalam hal ini, peneliti memanfaatkan teleskop radio CHIME yang ada di British Columbia.
Dengan penggunaan teleskop canggih tersebut, pengamatan ini lantas dinamakan FRBs 1890916.J0158+65. Pengamatan ini dilakukan sejak 16 September 2018 sampai dengan 30 Oktober 2019.
Penyebab Pola Detakan Berulang
Terdeteksinya sinyal misterius yang berdetak seperti jarum jam ini mengundang rasa penasaran ilmuwan untuk mengetahui apa penyebabnya. Kenapa detakannya berulang?
Hanya saja, sebagaimana misteri alasan kejadian FRBs ini ada, penyebab polanya yang berulang pun tak kunjung menemukan titik terang. Tak diketahui secara jelas apa yang menyebabkan pola detakannya berulang.
Meski begitu, abstrak penelitian sinyal misterius dari luar angkasa menyebut bahwa ada suatu mekanisme modulasi periodik. Entah itu ledakan emisinya, lewat amplikasi eksternal, maupun hal yang melibatkan proses sporadis murni.
Abstrak penelitian tersebut kemudian memunculkan dugaan bahwa kemungkinan FRBs dapat mengorbit objek padat, seperti black hole sehingga menyebabkan polanya berulang.
Walau demikian, perlu diingat bahwa hal tersebut hanya dugaan semata. Karena terkesan misterius dan tak ada kejelasan, muncul beragam spekulasi lain.
Tak sedikit yang menyebut bahwa kejadian tersebut bersumber dari sistem bintang biner OB yang di dalamnya terdapat bintang masif dan bintang neutron.
Dimana bintang neutron adalah sisa-sisa supernova yang dapat memancarkan sinyal radio. Akan tetapi, angin menyamarkan sinyal tersebut sehingga tak sesuai dengan studi temuan sinyal misterius dari luar angkasa.
Selain itu, beberapa peneliti juga menganggap sumbernya dari peradaban makhluk luar angkasa. Namun untuk memecahkan misteri ini, memang dibutuhkan lebih banyak penelitian.
Tak berhenti di situ saja, ada juga studi yang memperkirakan bahwa detakan berulang tersebut bersumber dari kobaran bintang neutron yang memiliki magnet tinggi. Hal ini juga dikenal dengan istilah magnetar.
Hanya saja, magnetar ini berotasi setiap beberapa detik. Dengan begitu, bisa dipastikan magnetar bukanlah sinyal misterius yang berulang tiap 16 hari ini.
Temuan FRBs Berulang Pertama Kali
Perlu untuk anda ketahui, temuan sinyal misterius dari luar angkasa ini bukanlah kali pertama. Kejadian ini pertama kali ditemukan pada tahun 2007.
Saat pertama kali terdeteksi, beberapa astronom menyebut bahwa FRBs mampu menghasilkan energi mencapai 500 juta matahari hanya dalam kurun waktu beberapa milidetik saja.
Selain itu, pada Juli 2018, kejadian terkait FRBs juga terdeteksi. Kala itu, diketahui bahwa ada sebuah FRBs yang menyerang Bumi dengan kekuatan nyaris 200 megahertz lebih rendah jika dibandingkan rentetan radio lainnya.
Terkait temuan sinyal misterius terbaru kali ini, Kenzie Nimmo yang adalah seorang mahasiswa doktoral dari Universitas Amsterdam menguak lokasinya.
Menurutnya, secara keseluruhan lokasi penemuannya tak sama dengan lokasi FRBs berulang yang ditemukan sebelumnya.
Hal yang pasti, guna mengungkap semua hal seputar sinyal misterius dari luar angkasa ini tentu dibutuhkan peran para ahli. Diharapkan penelitian yang dilakukannya memberikan hasil yang bisa menjawab rasa penasaran publik. (R10/HR-Online)