Riset terbaru menemukan bahwa antibodi SARS bisa menjadi obat penyakit Corona yang menjanjikan. Penggunaan antibodi ini ternyata mampu melemahkan kemampuan virus Corona.
Penyakit SARS merupakan infeksi yang menyerang saluran pernapasan mirip dengan Covid-19. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV (SARS-associated coronavirus) yang masih sejenis dengan SARS-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19.
Kasus pertama penyakit SARS atau Severe acute respiratory syndrome ditemukan pertama kali pada tahun 2002 di daerah bernama Guangdong, China. Penyakit ini menyebar di berbagai negara dan menyebabkan banyak orang menjadi korban.
Dari epidemi SARS itulah diperoleh antibodi SARS yang diambilkan dari pasien yang pernah terinfeksi penyakit ini. Riset terhadap antibodi yang disebut CR3022 ini ternyata sangat menjanjikan sebagai obat penyakit Corona.
Pemetaan Antibodi SARS untuk Obat Penyakit Corona
Penelitian yang dilakukan Scripps Research terbilang yang pertama dilakukan para ilmuwan dalam memetakan pengaruh antibodi manusia terhadap virus corona baru. Riset lab ini dilakukan dalam resolusi skala atom.
“Temuan ini akan memberikan pengetahuan yang penting dalam merencanakan desain obat penyakit Corona maupun terapi berbasis struktur untuk menghadapi SARS-CoV-2,” kata peneliti Ian Wilson, D.Phil seperti dikutip dari Scitech Daily.
Pemetaan struktural itu juga menemukan reaksi yang mirip pada kedua jenis virus yang terikat oleh antibodi. Kedua virus yang masuk dalam keluarga coronavirus ini memperlihatkan reaksi yang makin melemah terhadap antibodi.
Penelitian pemetaan pengaruh antibodi SARS terhadap infeksi Covid-19 ini dinilai sangat penting untuk menemukan obat penyakit corona ataupun penanganan terhadap keluarga virus corona lain yang mungkin saja akan muncul di masa depan.
Hasil penelitian yang diterbitkan jurnal Science itu menyebutkan bahwa antibodi anti-SARS-CoV yang dinamakan CR3022 berhasil diisolasi tahun 2006 oleh perusahaan farmasi Crucell Holland BV di Belanda.
Penelitian ini juga dilakukan berdasarkan laporan para ilmuwan Cina tentang adanya reaksi silang antibodi CR3022 terhadap SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Tim Wilson lantas menggunakan keahlian pemetaan struktural untuk virus SARS-CoV-2.
Laboratorium Wilson dikenal dengan berbagai hasil risetnya yang fokus pada studi struktural terhadap antibodi yang terikat dengan virus. Sebelumnya, lab ini telah memetakan ikatan antibodi terhadap virus lain, seperti HIV dan influenza.
Manfaat Antibodi SARS untuk Menemukan Obat Penyakit Corona
Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 muncul pertama kali di kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Namun dibandingkan SARS, virus Corona baru jauh lebih menular sehingga menyebabkan pandemi yang luas.
Meskipun para peneliti berhasil memetakan ikatan antibodi terhadap virus yang menjanjikan untuk obat penyakit Corona, namun menyangkut fungsi situs itu sendiri dinilai tetap misterius. Apalagi situs pengikatan ini biasanya tidak bisa diakses oleh antibodi.
“Wilayah pengikatan ini biasanya tersembunyi di dalam virus dan hanya akan terekspos saat virus mengubah strukturnya, seperti yang terjadi pada infeksi alami lainnya,” ujar peneliti Meng Yuan, Ph.D.
Menurut para peneliti di Scripps Research, tempat pengikatan antibodi relatif jauh dari bagian virus yang menyerang sel protein pada permukaan reseptor sebelum melakukan penetrasi ke dalam sel di paru-paru.
Namun dibandingkan pengaruh antibodi SARS CR3002 terhadap virus SARS-CoV, hasil pengikatan antibodi itu terhadap SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 dinilai kurang kuat.
Meskipun begitu temuan ini mampu memperlihatkan kerentanan virus saat terikat oleh antibodi. Jika pengikatan ini bisa lebih kuat lagi akan mampu menetralkan virus.
Antibodi penetral virus semacam ini perlu dikembangkan menjadi terapi yang lebih efektif. Termasuk untuk digunakan sebagai obat penyakit Corona maupun untuk perawatan pasien Covid-19. (R9/HR Online)