Rabu, April 30, 2025
BerandaBerita TerbaruMemprediksi Puncak Pandemi Covid-19 dengan Model Baru Ini

Memprediksi Puncak Pandemi Covid-19 dengan Model Baru Ini

Memprediksi puncak pandemi Covid-19 sempat menjadi topik perbincangan yang hangat di kalangan para ahli. Setiap ahli memiliki metode atau cara yang berlainan dalam memperkirakan pandemi Covid-19 akan segara berakhir.

Penularan virus Corona hingga akhir Mei 2020 telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia yang terpapar dengan korban meninggal mencapai lebih dari 300 ribu orang. Jumlah ini tampaknya masih akan bertambah.

Virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 pertama kali ditemukan di daerah Wuhan, China. Namun sejumlah negara yang mengalami kondisi paling parah justru berada jauh dari wilayah China.

Amerika Serikat maupun Italia dan Spanyol di Eropa tercatat menjadi negara dengan jumlah orang yang terinfeksi terbilang yang terbesar. China sendiri juga termasuk sangat tinggi jumlah warganya yang terpapar.

Baca juga: Khawatir Terjadi Gelombang Kedua Covid-19, IDAI Anjurkan Sekolah Dibuka Bulan Desember

Namun setelah berlangsung sekitar 5 bulan sejak akhir Desember 2019, sejumlah negara memperlihatkan puncak pandemi Covid-19. Grafik pun sudah mulai menurun dengan jumlah korban yang semakin berkurang.

China yang menjadi episentrum penyebaran virus Corona maupun Korea Selatan yang ada di dekatnya sudah sangat menurun jumlah kasus yang dilaporkan. Apakah penurunan grafik kasus memperlihatkan akan segera berakhirnya pandemi Covid-19?

Model untuk Memprediksi Puncak Pandemi Covid-19

Dua orang ahli fisika berhasil membuat model yang mampu memperkirakan kapan puncak pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Kedua ahli itu bernama Constantino Tsallis dari Institut Santa Fe dan Ugur Tirnakli dari Universitas Ege, Turki.

Hasil penelitian kedua fisikawan yang telah diterbitkan dalam jurnal Frontiers itu kabarnya mampu memperkirakan puncak pandemi Corona. “Berdasarkan tahap uji coba, formula ini bisa bekerja di semua negara,” kata Tsallis seperti dikutip dari Scitech Daily.

Model alat temuan baru itu bekerja berdasarkan semua data tentang kasus aktif dan kematian yang ada. Model ini bekerja dengan menggunakan statistik-Q dan perangkat fungsional lainnya untuk menemukan probabilitasnya.

Menurut Tsallis, model ini mampu memprediksi kapan puncak pandemi Covid-19 akan datang. Model ini ditemukannya saat fisikawan ini melihat grafik kasus Covid-19 yang terjadi di China.

Bentuk model itu ternyata mirip dengan model serupa yang pernah ditemukannya dua dekade sebelumnya. Namun model buatan Tsallis ini digunakan untuk memperkirakan perilaku pasar saham.”Bentuknya persis sama,” katanya.

Jika untuk data keuangan, model tersebut mampu memperlihatkan probabilitas pertukaran saham yang akan terjadi.

Baca juga: WHO: Virus Corona Tidak Akan Musnah dari Muka Bumi, Sama Seperti HIV

Dengan model serupa, kedua ilmuwan itu kemudian mengembangkan model untuk memprediksi kapan puncak pandemi Covid-19 akan terjadi. Model ini menganalisa jumlah kasus infeksi dan tingkat kematian yang terjadi setiap hari sebagai fungsi waktu.

Dalam model baru ini, Tsallis dan Tirnakli juga menggunakannya untuk memperkirakan kasus pandemi Covid-19 di China. Menurut mereka, negara asal virus Corona itu telah melewati masa puncak Covid-19.

Kedua ilmuwan itu juga menerapkannya pada sejumlah negara, seperti Inggris, Perancis, dan Brasil. Negara disebut terakhir ini bahkan naik kasusnya dan saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus terbesar melewati Amerika Serikat.

Data dari ketiga negara ini kemudian dianalisa. Menurut Tsallis, kasus Covid-19 di negara itu cocok dengan evolusi kasus aktif dan tingkat kematian dari waktu ke waktu. Namun dia tidak menyebutkan kapan puncak pandemi Covid-19.

Model temuan baru ini, menurut Tsallis, bisa dimanfaatkan untuk membuat alat seperti aplikasi yang bisa diperbaharui dan disesuaikan dengan data baru secara real time.

“Bentuk fungsionalnya bersifat universal. Model ini tidak hanya untuk memprediksi puncak pandemi Covid-19 saja namun juga bisa untuk kasus wabah atau pandemi penyakit lain yang mungkin akan muncul,” tegasnya. (R11/HR-Online)

Paula Verhoeven dituduh HIV

Hotman Paris Sindir Baim Wong Usai Paula Verhoeven Dituduh HIV, Singgung Masa Depan Anak

harapanrakyat.com,- Belakangan ini, kabar tentang Paula Verhoeven yang dituduh mengidap HIV ramai beredar di media sosial. Tuduhan ini muncul setelah bagian dari putusan cerai...
Tertangkap Basah Mesum di Masjid

Nyaris Diamuk Warga, Sepasang Remaja di Garut Tertangkap Basah Mesum di Masjid

harapanrakyat.com,- Sepasang remaja di Garut, Jawa Barat, nyaris jadi amukan warga setelah tertangkap basah mesum di masjid. Polisi yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi...
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dijuluki Gubernur Konten

Gubernur Kaltim Juluki Dedi Mulyadi Gubernur Konten, Netizen: Niat Nyindir Malah Kena Ulti

harapanrakyat.com,- Rapat antara para gubernur dan Komisi II DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa (29/4/2025) kemarin menarik perhatian publik. Rapat tersebut diwarnai...
Truk boks pengangkut cat terbalik di Tasikmalaya

Truk Boks Pengangkut Cat Tabrak Pembatas hingga Terbalik di Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Truk boks pengangkut cat terbalik setelah menabrak trotoar pembatas di Jalan Letjen Mashudi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (30/4/2025). Beruntung, pengemudi truk boks bernama...
Sambangi Kantor BPBD Kota Banjar, Wali Kota Prihatin Kondisi Armada Pemadam Kebakaran

Sambangi Kantor BPBD Kota Banjar, Wali Kota Prihatin Kondisi Armada Pemadam Kebakaran

harapanrakyat.com,- Walikota Banjar, Jawa Barat, Sudarsono melakukan kunjungan pengecekan kelengkapan peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar, Rabu (30/4/2025). Usai pengecekan peralatan, Sudarsono...
APBD Pangandaran Defisit Rp364 M, Apa Langkah Bupati Citra.

APBD Pangandaran Defisit Rp364 M, Apa Langkah Bupati Citra?

harapanrakyat.com - Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat defisit hingga Rp364 miliar. Hal ini membuat Bupati Pangandaran Hj Citra Pitriyami putar...