Keinginan membuka kembali sekolah sangat berisiko terjadinya klaster Corona baru. Meskipun rencana itu dilakukan di zona hijau yang dianggap aman. Mencegah munculnya klaster Corona harus menjadi perhatian sebelum sebuah kebijakan dilaksanakan.
Demikian peringatan yang disampaikan ahli epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria SKed MPH, terkait keinginan beberapa daerah untuk membuka kembali sekolah tatap muka.
Pemerintah sendiri dikabarkan telah mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah-sekolah yang ada di daerah zona hijau dan kuning diperbolehkan jika ingin melaksanakan pembelajaran dengan sistim tatap muka seperti biasa.
Baca juga: Kontrol Protokol Kesehatan di Kantor Setelah Jadi Klaster Baru Covid-19
“Membuka kembali sekolah dengan sistim tatap muka menyimpan potensi risiko penularan virus Corona. Kebijakan ini bisa memicu timbulnya klaster Corona baru yang harus diwaspadai,” katanya seperti dikutip dari laman UGM.
Potensi Klaster Corona Baru di Sekolah
Keinginan membuka kembali aktivitas belajar mengajar di sekolah memang sempat mengemuka. Hal ini terutama setelah banyak kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara online.
Beberapa kendala itu antara lain banyaknya siswa yang tidak memiliki perangkat gadget. Akibatnya, banyak anak-anak yang tidak bisa mengikuti pelajaran secara online dengan baik dan efektif.
Selain itu pemerintah tidak menyediakan dana pulsa untuk melaksanakan pembelajaran daring. Di tengah pandemi Covid-19 yang menimbulkan kesulitan ekonomi membuat para orang tua kesulitan menyediakan anggaran tambahan untuk belajar daring anaknya.
Kondisi ini membuat aktivitas pembelajaran di sekolah praktis tidak berjalan dengan baik. Jika kondisi semacam ini berlangsung lama, dikhawatirkan anak-anak usia sekolah akan semakin ketinggalan pelajarannya.
Karena itulah pemerintah menilai perlunya penerapan kebijakan yang berbeda untuk daerah yang ingin membuka kembali aktivitas belajar mengajar secara tatap muka. Khususnya yang berada di zona hijau dan kuning.
Potensi Sumber Penularan Baru
Menurut Bayu Satria, kebijakan untuk membuka kembali sekolah tatap muka harus dilakukan dengan benar meskipun berada di zona hijau. Hal ini karena adanya sejumlah faktor yang bisa memicu klaster Corona baru.
Potensi terjadinya sumber penularan baru di sekolah, menurut Bayu, ada beberapa yang harus dicermati. Antara lain pengaturan jarak antar siswa, penggunaan masker pada anak-anak, dan pelaksanaannya di ruang tertutup.
Baca juga: Klaster Perkantoran Jabar Akibat Mobilitas Pegawai Sepulang Kerja
Mendisiplinkan anak-anak untuk selalu mengenakan masker dan tidak saling berdekatan bukan hal mudah. Apalagi kegiatan di sekolah berlangsung untuk waktu yang lama, sehingga sangat berisiko memicu klaster Corona baru.
Hal lain yang juga bisa menjadi faktor penularan virus adalah interaksi antar orang yang akan berlangsung secara dekat. Baik antara siswa dengan siswa maupun dengan guru dan orang lainnya.
Perlunya Asesmen untuk Mencegah Klaster Corona Baru
Bayu menekankan pentingnya sekolah yang ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka untuk mempersiapkannya dengan serius. “Sekolah juga harus bisa memastikan diterapkannya protokol kesehatan secara ketat,” tambahnya.
Ada sejumlah langkah persiapan yang harus dilakukan sekolah. Antara lain memastikan siswa yang datang dalam kondisi yang benar-benar sehat, tidak memiliki gejala Covid-19, dan tidak menjadi kontak kasus positif.
Untuk mencegah terjadinya klaster Corona baru, jumlah siswa dalam kelas juga harus dibatasi dengan pengaturan letak kursi. Begitu juga lama waktu untuk kegiatan tatap muka harus dikurangi dan jangan terlalu lama.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Tasikmalaya Sedang Dipersiapkan
Selain itu ruang kelas harus memiliki ventilasi yang baik dengan menghindari ruang tertutup ber-AC. Begitu juga menyangkut interaksi para siswa saat berada di luar kelas juga harus dilakukan pembatasan dengan pengawasan.
“Membuka kembali sekolah tatap muka memerlukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan verifikasi dan kejujuran orang tua siswa,” tegas ahli kesehatan masyarakat ini. Termasuk keberadaan kantin yang harus sesuai protokol kesehatan.
Untuk memastikan persiapan sekolah, Bayu menilai perlunya dilakukan asesmen dari pihak eksternal sekolah. Hal ini penting untuk mengecek dan memastikan sekolah mampu mencegah terjadinya klaster Corona baru di sekolah. (R11/HR-Online)