Penelitian fosil Mastodon oleh tim peneliti dari McMaster University menemukan fakta yang menarik. Fakta tersebut berkaitan dengan aktivitas migrasi dari Mastodon. Emil Karpinski seorang ahli palaentologi dari McMaster University memberikan laporan penelitian selama enam tahun.
Objek dari penelitian tersebut adalah tulang fosil dan gigi. Fosil tersebut merupakan milik 30 Mastodon yang berbeda-beda. Dari penelitian tersebut terdapat informasi yang menyebutkan bahwa Mastodon bermigrasi.
Baca juga: Penemuan Fosil Semut Neraka Terjebak Resin Pohon di Myanmar
Migrasi ini berlangsung menuju arah utara selama beberapa kali. Migrasi ini terjadi pada periode zaman es ketika Bumi sudah mulai menghangat. Namun cuaca hangat tidak bertahan lama sehingga zaman es kembali lagi.
Fakta Penelitian Fosil Mastodon
Melansir dari Live Science, spesies yang bernama Mastodon ini merupakan kerabat gajah pada masa prasejarah. Spesies yang satu ini juga memiliki gading panjang dan telinga flappy. Kemudian hidung panjang yang hampir menyerupai gajah zaman modern.
Baca juga: Kenapa Tak Ditemukan Fosil Dinosaurus di Indonesia? Simak Alasannya!
Mastodon dan Mamooth wol ternyata memiliki anggota ordo yang sama, yakni Proboscidea. Nama ordo ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti belalai atau hidung. Meskipun memiliki ordo yang sama, baik Mastodon dan Mamooth memiliki perbedaan.
Kedua spesies ini terlihat seperti gajah kuno, namun ternyata keduanya adalah spesies terpisah. Hal ini terlihat dari penelitian fosil Mastodon yang cukup berbeda dengan Mamooth. Perbedaan yang paling signifikan adalah perkiraan hewan ini muncul.
Menurut seorang kurator dari American Museum of Natural History, Ross MacPhee, Mamooth muncul sekitar 5,1 juta tahun lalu. Sedangkan Mastodon muncul sekitar 27 hingga 30 tahun yang lalu. Kemunculannya berasal dari kawasan Amerika Tengah dan Amerika Utara.
Entah itu Mamooth atau Mastodon, keduanya merupakan spesies herbivora. Namun dari segi penampilan, keduanya juga berbeda. Mamooth memiliki geraham berpunggung yang berfungsi memotong tanaman.
Berbeda dengan Mastodon yang mempunyai geraham tumpul berbentuk kerucut. Fungsi dari geraham ini adalah untuk menghancurkan vegetasi pada tumbuhan. Penelitian fosil Mastodon juga memperlihatkan bahwa spesies ini memiliki telinga dan dahi lebih kecil.
Bagian dahi dan telinga tersebut ternyata tertutup oleh rambut coklat yang tebal. Rambut yang tumbuh menyerupai mantel tersebut memiliki panjang sekitar 35 inci. Kemudian gadingnya tumbuh mencapai panjang 8 kaki. Gading tersebut hanya tumbuh pada Mastodon jantan, sedangkan betina tidak memilikinya.
Penelitian terhadap fosil Mastodon memiliki habitat yang berasal dari Amerika Utara. Kemudian menyebar ke kawasan Amerika Tengah dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Namun spesies ini tidak bisa anda temukan pada di Antartika dan Australia.
Penelitian Fosil Mastodon yang Bermigrasi
Fosil ini pertama kali masuk dalam penelitian pada tahun 1705. Kala itu penemuan pertama ini berada pada Lembah Sungai Hudson New York. Kemudian penemuan kembali terjadi pada tahun 1807 oleh Thomas Jefferson.
Baca juga: Penemuan Kanker pada Fosil Dinosaurus Centrosaurus, Menghebohkan!
Selain itu, masih ada banyak penemuan fosil yang lainnya. Termasuk pada tahun 2016 tepatnya pada kawasan sungai Aucilla Florida. Penelitian fosil Mastodon ini memiliki keterkaitan dengan migrasi atau perpindahan hewan ke tempat yang lain.
Migrasi tersebut berasal dari Yukon dan Alaska, kemudian berakhir punah. Mastodon yang berasal dari bagian utara harus punah karena kedatangan zaman es. Tepatnya sekitar 250.000 tahun yang lalu dan tampaknya masih ada yang tersisa.
Meskipun masih tersisa, namun spesies ini benar-benar habis ketika zaman es kembali. Kedatangan zaman es yang kedua kira-kira sekitar 100.000 tahun yang lalu. Kala itu populasi mereka cukup banyak, namun iklim yang datang tidak mendukung kehidupan mereka.
Baca juga: Temuan Fosil Lystrosaurus Dengan Tanda Stres Karena Hibernasi
Perubahan iklim memang terkadang tidak bersahabat dengan kehidupan hewan. Hal ini bukanlah yang pertama kali mengingat ada banyak populasi punah akibat iklim. Penyesuaian yang kurang membuat populasi merasa tertekan. Apalagi dengan sumber makanan yang semakin langka.
Namun ada beberapa ilmuwan yang menyebutkan bahwa kematian Mastodon karena adanya penyakit. Asumsi tersebut belum menemui titik terang. Akan tetapi, hal yang pasti adalah fenomena zaman es yang sangat ekstrim dan membuat mereka tidak bisa bertahan hidup.
Dari penelitian fosil Mastodon juga terlihat ciri bahwa spesies ini tidak bisa bertahan hidup dengan baik. Selain itu, ada beberapa asumsi lain dari para ilmuwan terkait dengan kepunahan Mastodon. (R10/HR-Online)