Warganet heboh, pasalnya muncul sebuah video yang menyuguhkan sejumlah orang mengaku dokter dan mengklaim Covid-19 bohong dan hanya flu biasa.
Video tersebut beredar melalui WhatsApp, YouTube, Facebook, dan Instagram. Dalam video terlihat sejumlah pria dan wanita yang mengklaim sebagai kumpulan ahli dari Eropa. Mereka juga tidak mengenakan masker.
Pada video tersebut juga mereka berbicara terkait Covid-19 yang katanya tidak memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan. Pendapat ini berbeda dengan pandangan umum yang selama ini tersebar luas.
Baca Juga: Ciri Happy Hypoxia, Gejala Corona yang Disebut Paling Mematikan
Bukan itu saja, narasi yang terbangun dalam video tersebut menyebutkan, penelitian para ahli membuktikan bahwa Covid-19 bohong, rekayasan, dan hanya sebuah teror agar orang-orang takut.
Selanjutnya, ada juga seseorang bernama Heiko Schoning, yang mengklaim sebagai dokter dari Jerman. Ia juga menyebut dirinya sebagai ketua kelompak ACU 2020.
ACU 2020 membentuk organisasi World Doctors Alliance pada 10 Oktober 2020. Organisasi inilah yang membantah kebenaran terkait Covid-19.
Sementara dalam situs ACU2020, tertera kabar pandemi Covid-19 dari Wuhan Tiongkok sudah berakhir pada Juni 2020.
Awalnya video tersebut ada pada YouTube. Namun kini pihak YouTube sudah menghapusnya. Alasannya karena melanggar persyaratan layanan.
Namun, tak berhenti sampai sana, video tersebut menyebar ke media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Bahkan ada juga yang membagikannya melalui pesan WhatsApp.
Video Covid-19 Bohong dan Hanya Flu Biasa
Sementara itu, pada video yang kini sudah tersebar melalui berbagai media sosial, seseorang bernama Elke De Klerk yang mengklaim sebagai dokter umum menyebutkan, pandemi sudah tidak ada. Dokter umum ini bahkan mengklaim Covid-19 hanyalah virus flu biasa.
Covid-19 juga disebut sebagai usaha untuk menakut-nakuti dan membuat orang kehilangan pekerjaan, usaha, dan keuangan.
Bahkan ada juga pernyataan bahwa Covid-19 hanyalah karya setan. Sebab menurut hasil penelitian para ‘ahli’ dalam video tersebut, Covid-19 tidak seperti yang terpampang dalam berbagai berita.
Baca Juga: Tidak Bisa Mencium Bau, Gejala Corona? Ini Terapi untuk Mengatasinya
Mereka juga berjanji akan menuntut dan menginvestigasi orang yang membuat kekacauan dan membuat situasi ekonomi memburuk.
Selain menyebut Covid-19 bohong, mereka dalam videonya juga meminta tidak ada lagi istilah new normal. Hal ini lantaran Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya seperti halnya dalam berita-berita yang beredar selama ini.
Para ‘ahli’ ini juga meminta pemerintah mengembalikan keadaan seperti semula. Tidak ada istilah new normal, memakai masker, jaga jarak, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan Covid-19.
Bahkan mereka juga mengajak orang-orang untuk membuka masker dan meninggalkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Fakta Covid-19
Benarkah klaim para ‘ahli’ yang menyebut Covid-19 bohong dan hanya flu biasa? Benarkah Covid-19 sudah berakhir pada Juni 2020?
WHO, organisasi kesehatan dunia, justru mengungkapkan fakta sebaliknya. Menurut WHO tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa virus Corona penyebab Covid-19 hilang.
Ilmuwan lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan keahliannya, mengungkapkan, wabah Covid-19 masih mematikan.
“Tidak ada data yang menunjukkan virus Corona berubah signifikan, baik bentuk transmisi (penyebarannya) ataupun keparahannya seperti dikatakannya (‘ahli’ dalam video yang tersebar’),” demikian Maria Van Kerhove, ahli Epidemiologi WHO bersama sejumlah ahli virus dan penyakit menular seperti dikutip dari Reuters.
Sementara terkait pernyataan Covid-19 bohong dan penyebab Covid-19 hanyalah virus flu biasa, WHO menegaskan Covid-19 justru lebih ganas daripada flu yang datang musiman.
“Orang-orang di dunia sudah membangun kekebalan terhada flu musiman. Berbeda dengan Covid-19, ini adalah virus baru yang tidak mempunyai kekebalan,” katanya.
Lantaran lebih ganas daripada flu biasa, maka banyak orang yang memiliki risiko tinggi terkena infeksi virus Corona Covid-19. Beberapa orang bahkan menderita penyakit parah.
Data lainnya menyebutkan, sekitar 3,4 persen penderita Covid-19 meninggal dunia. Ini adalah data secara global.
Sementara flu musiman membunuh lebih sedikit orang, yakni hanya 1 persen saja dari penderita yang terinfeksi flu biasa.
Karena itu, narasi video yang menyebutkan Covid-19 bohong dan hanya flu biasa tisak bisa dipertanggungjawabkan. Video yang memuat klaim dari ahli Eropa yang sudah tersebar melalui berbagai media sosial tersebut termasuk hoaks dengan konten yang menyesatkan. (R7/HR-Online)
Editor: Ndu